Ada Temuan 1 KK Digunakan 430 Orang, Pimpinan DPR RI Ungkap Potensi Besar Kecurangan Digital pada Pemilu 2019

Date:

FAHRI HAMZAH KUNJUNGI BANTEN
Pimpinan DPR RI Fahri Hamzah dalam sebuah kegiatan di Banten beberapa waktu lalu. Fahri menduga potensi kecurangan terjadi pada Pemilu 2019.(FOTO: Dok. BantenHits.com)

Jakarta – Potensi kecurangan masih akan terjadi pada Pemilu 2019. Ancaman terbesar kecurangan terjadi melalui kecurangan digital.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah saat menghadiri peluncuran aplikasi Rekat Indonesia yang dibentuk Relawan Kawal TPS di Restoran Al Jazzeerah Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Minggu 3 Maret 2019.

Dikutip dari kumparan.com, kecurangan digital, kata Fahri, lebih berpotensi terjadi dibandingkan kecurangan manual seperti mencoblos surat suara.

“Yang saya duga yang terjadi ini adalah kecurangan digital. Itu perasaan saya sampai sekarang, sebagai orang yang ikut membaca bagaimana pola. Soalnya luar biasa, jadi yang terjadi menurut saya kecurangan digital,” ujarnya.

“Itu dugaan saya. Kalau itu ada dan kalau kita mengadvokasi, kita enggak sempat dan enggak mampu mengadvokasinya. Mustahil itu,” sambungnya.

Satu KK Digunakan 430 Orang

Selain itu, Fahri menilai gejala kecurangan digital sudah nampak. Misalnya saja rekapitulasi data pemilih KPU yang beberapa kali berubah. Fahri bahkan mempertanyakan sumber data pemilih yang dimiliki KPU.

“Kenapa KPU memakai platform atau template data lama? Dan tidak mau terbuka dengan data baru? Sementara saya mendapatkan teman-teman yang melakukan analisa ulang terhadap data, banyak invalid. Ada 8-9 persen data invalid, jelas itu. Invalidnya aneh aneh,” terangnya.

Ia mencontohkan, dari analisa DPT, ditemukan setidaknya 9 juta data pemilih yang memiliki tanggal lahir yang sama. Padahal menurutnya dari analisis ahli statistik hal tersebut tidak mungkin terjadi.

Fahri mengatakan, maksimal di Indonesia hanya ada 400-500 ribu orang yang memiliki tanggal lahir yang sama.

“Kata ahli statistik, berdasarkan data penduduk yang ada, kalau dianalisa maksimal orang itu lahir sama hanya 400-500 ribu orang,” ujar Fahri.

Belum lagi, Fahri menambahkan, temuan adanya 1 kartu keluarga yang digunakan 430 orang. Karena itu ia meminta agar KPU terbuka dengan data digitalnya.

“Saya sudah dorong KPU terbukalah kalian untuk ini,” tandasnya.

Editor: Darussalam Jagad Syhadana

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Ketika Pj Gubernur Harus Hitung Sendiri Uang Santunan untuk 13 Penyelenggara Pemilu di Banten yang Wafat

Berita Banten - Pelaksanaan Pemilu 2024 di Banten berlangsung...

Anggota KPPS di Kadipaten Cilegon Meninggal Dunia Diduga Kelelahan

Berita Cilegon - Santo (23) warga Lingkungan Kadipaten, Kelurahan...

Ramai Nama Baru Kalahkan Suara Mantan Gubernur Banten di Real Count Sementara KPU

Berita Banten - Real count hasil Pemilu 2024 KPU...

Real Count KPU Hampir 50 Persen, Airin Rachmi Diany Caleg DPR RI Paling Digdaya di Banten

Berita Banten - Airin Rachmi Diany menjadi Calon Anggota...