Lembaga Survei Ini Terus ‘Bombardir’ Publik dengan Angka Kemenangan Jokowi-Ma’ruf, Padahal Ini yang Terjadi

Date:

PERINGATAN HKN BERSAMA PRESIDEN, MENKES RI 1_14
Presiden Joko Widodo alias Jokowi, Menkes Nila F Moeloek dan Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah senam bersama saat peringatan Hari Kesehatan Nasional di Puspemkot Tangerang. (FOTO: Humas Pemkot Tangerang)

Jakarta – Lingkaran Survei Indonesia atau LSI Denny JA terus ‘membombardir’ publik dengan hasil survei. Terkini, LSI Denny JA menyampaikan hasil survei Selasa, 5 Maret 2019.

Seperti hasil-hasil yang diumumkan rutin nyaris saban bulan, pasangan Jokowi-Ma’ruf ditempatkan sebagai pemenang. Bahkan, survei teranyar LSI Denny JA menyebut elektabilitas Jokowi – Ma’ruf sebesar 58,7 persen dengan swing voters sebesar 9,9 persen.

Hasil survei LSI Denny JA berbeda jauh, dengan hasil survei PolmarkIndonesia yang menyatakan persaingan pada pemilihan presiden 2019 masih berlangsung ketat dan pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto – Sandiaga Uno masih memiliki peluang untuk mengalahkan nomor urut 01, Joko Widodo – Ma’ruf Amin.

CEO Polmark Indonesia Eep Saefulloh Fatah seperti dilansir suara.com mengatakan, jumlah undecided voter atau pemilih yang belum menentukan pilihan, yang mencapai 33,8 persen membuat peluang dua pasang kandidat masih cukup besar.

“Sampai saat ini, kedua pasangan capres-cawapres sama-sama berpeluang menang,” ujar Eep di Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 5 Maret 2019.

Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Stagnan

Hasil survei Polmark menunjukkan hingga Februari 2019 elektabilitas Jokowi – Ma’ruf cenderung stagnan di angka 40,4 persen, sedangkan capres nomor urut 02 Prabowo – Sandiaga mencapai 25,8 persen.

“Ini berarti, pertarungan Pemilihan Presiden 2019 masih sangat ketat, karena masing-masing pasangan punya peluang untuk menang,” ujarnya lagi.

Tingkat elektabilitas 40,4 persen bagi Jokowi dinilai sangat berbahaya karena berdasarkan pengalamannya melakukan survei pilpres maupun pilkada selama 10 tahun, jika elektabilitas petahana jauh di bawah 50 persen maka membahayakan.

Indikator posisi Jokowi sangat rawan, lanjut Eep, juga bisa dilihat dari tingkat kesetiaan pemilih, yaitu pemilih Jokowi yang sudah mantap atau tidak berpindah hanya 31,5 persen, sedangkan pemilih Prabowo yang mantap 33,8 persen.

Survei Polmark dilakukan pada kurun waktu Oktober 2018 hingga Februari 2019 dan meliputi 73 daerah pemilihan (dapil) dari total 80 dapil di seluruh Indonesia.

“Survei juga bukan vonis karena dilakukan dalam rentang waktu tertentu untuk memotret suatu keadaan saat itu. Jadi, pertarungan sesungguhnya baru akan terjadi pada hari H pemungutan suara,” pungkas dia.

Editor: Darussalam Jagad Syahdana

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Ketika Pj Gubernur Harus Hitung Sendiri Uang Santunan untuk 13 Penyelenggara Pemilu di Banten yang Wafat

Berita Banten - Pelaksanaan Pemilu 2024 di Banten berlangsung...

Anggota KPPS di Kadipaten Cilegon Meninggal Dunia Diduga Kelelahan

Berita Cilegon - Santo (23) warga Lingkungan Kadipaten, Kelurahan...

Ramai Nama Baru Kalahkan Suara Mantan Gubernur Banten di Real Count Sementara KPU

Berita Banten - Real count hasil Pemilu 2024 KPU...

Real Count KPU Hampir 50 Persen, Airin Rachmi Diany Caleg DPR RI Paling Digdaya di Banten

Berita Banten - Airin Rachmi Diany menjadi Calon Anggota...