Tangerang – Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengingatkan soal konflik kepentingan kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terkait pembentukan Tim Akselerasi Pembangunan (TAP) yang berisikan 19 orang. Pasalnya, dalam tim tersebut terdapat adik kandung dan tim kampanye pilkada Ridwan Kamil.
“Rekomendasi KPK selalu kan menghindari conflict of interest. Itu selalu yang paling utama dalam menghindari perilaku korupsi,” ucap Wakil Ketua KPK Saut Situmorang, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis, 14 Maret 2019 seperti dilansir jawapos. com.
Saut menekankan model manajemen tanpa melibatkan keluarga penting dalam pencegahan korupsi. Meski, menurut Saut, potensi konflik kepentingan selalu ada.
“Mungkin bisa jadi itu sudah ada peruntukannya dianggarkan, tapi potensi conflict of interest ini kan jadi sebuah pintu yang secara keseluruhan kan manajemen model yang tidak melibatkan keluarga menjadi penting untuk diperhatikan,” jelas Saut.
Dia juga menambahkan akan memastikan dan berkoordinasi dengan Korwil Jawa Barat demi menghindari conflict of interest ini.
Ridwan Kamil yang belakangan jadi sorotan karena terlihat sedang mati-matian kampanyekan capres 01 Joko Widodo, membentuk TAP berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor 060.1/Kep.1244-Org/2018 yang dikeluarkan pada 27 November 2018. Tujuannya adalah menunjang percepatan pembangunan daerah-daerah di Jabar.
TAP ini dipimpin Tri Hanggono Achmad yang dikenal sebagai Rektor Universitas Padjajaran (Unpad). Kemudian posisi ketua harian ditempati Arfi Rafnialdi yang pernah aktif sebagai wakil ketua pada tim kampanye Emil saat pilkada.
Emil dan wakilnya, Uu Ruzhanul Ulum, turut masuk dalam susunan kepengurusan sebagai pembina. Sedangkan adik kandung Emil yang bernama Elpi Nazmuzzaman menduduki posisi di dewan eksekutif, termasuk sepupu Emil bernama Wildan Nurul Padjar.
Dewan eksekutif itu berisi 8 orang termasuk adik kandung dan sepupu Emil tersebut.
Sementara, Sekda Jabar Iwa Karniwa yang juga masuk dalam TAP sebagai pengarah membantah bila TAP diisi orang-orang dekat Emil. Orang-orang yang masuk dalam jajaran TAP disebutnya sudah melalui pertimbangan matang berdasarkan kapasitas masing-masing.
“Orang-orang tersebut kualifikasinya bisa dipertanggungjawabkan dengan porsi yang secukupnya. Dari ratusan orang hanya segelintir yang ditunjuk,” pungkas Iwa.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana