Serang- Wakil Wali Kota Serang Subadri Usuludin menyebutkan 30 persen masyarakat Kota Serang masih membiasakan diri dengan Dolbon. Pemicunya karena baru sekitar 72 persen masyarakat yang memiliki Mandi Cuci Kakus (MCK).
“Yang paling tinggi ini di kecamatan Kasemen, masyarakat banyak yang buang air besar di perkebunan,”kata Subadri kepada awak media, Rabu, 20 Maret 2019.
Subadri menilai penyebab banyaknya masyarakat Kota Serang yang masih Dolbon lantaran kesadaran masyarakatnya yang rendah dan warga belum memiliki inisiatif untuk memiliki jamban tersendiri.
“Hanya karena kesadaran masyarakatnya saja sih yang rendah, mereka tidak sadar bahayanya dolbon,”ujarnya.
Untuk mengantisipasinya, kata Subadri, Tahun depan pemkot Serang akan memprioritaskan program MCK.
“Di anggaran oerubahan juga kita upayakan agar masalah ini segera teratasi,”jelasnya.
Baca Juga: Banyak Warganya yang Dolbon, Lurah Banjar Agung Bakal ‘Pungut’ Biaya Rp. 2 ribu
Mengenai persoalan dolbon di kota serang, Subadri mempunyai keyakinan masalah ini bisa terselesaikan selama dua tahun.
“Dengan trobosan ini harapan dua tahun kota serang bebas dari dolbon (modol di kebon),” pungkasnya.
Editor: Fariz Abdullah