Serang – Publik bereaksi keras terkait keputusan Pemprov Banten memecat guru honorer di Tangerang yang berfoto dengan pose dukungan kepada pasangan capres-cawapres 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Keputusan pemda yang dipimpin Wahidin Halim yang juga Tim Penasihat Jokowi-Ma’ruf ini dinilai berlebihan, mengingat nyaris kebanyakan pejabat publik saat ini mempertontonkan keberpihakan secara vulgar kepada rezim yang berkuasa.
Setelah gelombang protes disuarakan, terutama oleh kelompok Honorer Banten Bersatu, akhirnya Pemprov Banten menganulir keputusan memecat enam guru honorer tersebut.
Dilansir jpnn. com, Ketua Umum Honorer Banten Bersatu Martin Alkosim mengungkapkan, aksi demo besar-besaran yang rencananya digelar Kamis, 28 Maret 2019 di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Banten dibatalkan. Hal ini menyusul adanya kesepakatan antara Kadisdikbud Banten, enam guru honorer, dan PGRI.
“Kami tidak jadi demo karena semua sudah sepakat. Enam guru honorer itu hanya skorsing,” kata Martin.
Walaupun tuntutan Martin dan kawan-kawannya agar enam guru honorer itu langsung dipekerjakan paling lambat 1 April tidak dipenuhi, tapi mereka tidak melanjutkan aksi. Lantaran enam guru honorer dimaksud sudah legowo menerima keputusan Disdikbud Banten.
“Enam guru ini legowo menerima skorsing. Mereka nanti bekerja 2 Mei dan SK-nya (sebagai tenaga honorerd, red) tidak dicabut. Artinya masa kerjanya tidak terputus,” terangnya.
Sebelumnya, Martin mengungkapkan, 100 ribu honorer bakal mengepung Disdikbud Provinsi Banten. Seratus ribu honorer ini adalah massa pendukung Prabowo-Sandi.
Aksi ini sebagai bentuk solidaritas pemecatan terhadap enam guru honorer di SMAN 9 Tangerang (belakangan dinyatakan hanya skorsing) karena berpose salam dua jari dan pamer stiker pasangan capres-cawapres 02 Prabowo-Sandiaga.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana