Serang – Gubernur Banten Wahidin Halim dinilai tengah membangun dinasti baru dengan berbagai cara memanfaatkan kekuasaan yang dimiliki.
Indikasinya, tiga pejabat di Lingkungan Pemprov Banten terbukti terlibat politik praktis memenangkan Muhammad Fadhlin Akbar, calon anggota DPD RI yang merupakan anak Wahidin Halim.
Hal tersebut disampaikan Mahasiswa yang tergabung dalam Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam atau Badko HMI Jabodetabeka – Banten saat melakukan aksi unjuk rasa menuntut Wahidin Halim mundur di KP3B, Kamis, 11 April 2019.
“Wahidin sebagai gubernur Banten hari ini tengah berupaya membangun dinasti baru dengan berbagai cara memanfaatkan kekuasaan, hal ini kami anggap akan mengembalikan Banten ke masa silam,” kata Korlap Aksi Aliga Abdillah.
Kembali Tuntut WH Mundur
Dalam aksi lanjutan tersebut, HMI kembali menuntut Wahidin Halim mundur dari jabatannya karena dinilai sudah tak pantas menjabat sebagai Gubernur Banten menyusul keterlibatan ASN dalam politik praktis.
Komisi Aparatur Sipil Negara atau KASN juga diminta mahasiswa segera menjatuhkan sanksi terberat kepada ASN yang terjerat pelanggaran netralitas pesta demokrasi.
Mahasiswa menilai, keterlibatan tiga ASN di Provinsi Banten mendukung calon DPD RI Fadlin Akbar yang juga merupakan anak Gubernur Banten Wahidin Halim menjadi tamparan keras bagi Pemprov Banten.
Hal ini juga sekaligus sebagai cerminan terhadap masyarakat Banten bahwa carut marut birokrasi sedang terjadi di Provinsi dengan julukan tanah jawara ini.
“Pemerintah provinsi Banten hari ini sedang terjangkit pelanggaran netralitas ASN sebuah pelanggaran yang sedang tumbuh subur di kalangan elit Pemprov Banten. Sanksi berat hati dijatuhkan kepada tiga ASN itu,” jelas Aliga.
Keberadaan tiga ASN yang tidak netral, dikatakan Aliga menandakan bahwa ada hal yang tidak beres sedang terjadi di tubuh ASN Banten. Selain itu, kata Aliga hal ini juga telah menghianati amanat undang- undang dan mencoreng marwah provinsi yang mempunyai semboyan iman dan taqwa.
“Banten memisahkan diri dengan provinsi Jawa Barat dengan tujuan untuk memakmurkan rakyatnya. “Ayo Bersama Membangun Banten” tak lebih hanya sebatas jargon yang fana, yang abadi ialah bacakan uang rakyat bersama,” tukasnya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana