Lebak- Masnika, salah satu wartawan media lokal di Provinsi Banten diduga menjadi korban modus penipuan dengan modus Anjungan Tunai Mandiri atau ATM tertelan. Pasalnya, uang senilai Rp. 10 juta hasi penjualan mobil yang disimpannya dalam rekening tiba-tiba hilang setelah melakukan transaksi di salah satu mesin ATM di Kabupaten Lebak.
Kepada BantenHits.com, Masnika menuturkan mulanya, Sabtu, 13 April 2019 sekira pukul 16.30 WIB dirinya akan melakukan penarikan uang pada salah satu mesin ATM Bank Rakyat Indonesia BRI yang berada di depan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lebak. Namun saat melakukan transaksi layar pada mesin memberitahukan bahwa kartu ATM miliknya tidak terdeteksi.
“Muncul tulisan dari mesin ATM kalau kartu ATM saya tidak terdeteksi, saya coba tekan cancel dam berbagai cara lainnya, kartu itu tidak keluar juga,”kata Masnika ketika dihubungi melalui telepon seluler, Minggu, 14 April 2019.
Melihat dirinya panik, sambung Masnika, terdapat seorang pemuda yang kemudian masuk dan menghampirinya serta memberitahukan bahwa ATM BRI yang digunakan telah tertelan.
“Jadi pemuda itu masuk dan ngasih tahu kalau ATM saya tertelan. Dia (pemuda) langsung memberitahukan agar saya pergi ke kantor cabang BRI untuk meminta solusi dari tertelannya ATM ini,”tutur pria yang akrab disapa Eko ini.
Namun, kata Eko, saat keluar ATM, terdapat seorang pemuda lagi yang menyarankan agar dirinya pergi ke kantor cabang Bank BRI. Bahkan pemuda tersebut sempat memberitahukan bahwa ada nasabah lainnya yang mengalami nasib sama yakni ATM tertelan.
“Pas keluar si pemuda itu sama kaya yang di dalem ngomongnya suruh langsung ke BRI saja untuk mengurusnya. Bahkan dia (pemuda) menyebut pernah ada nasabah lainnya yang ATM nya juga tertelan,”jelasnya.
Eko yang merasa panik mendatangi kantor cabang Bank BRI di Jalan Iko Djatmiko, Kelurahan Muara Ciujung Barat, Kecamatan Rangkasbitung. Namun lantaran hari libur, pihak Bank menyarankan agar datang pada hari kerja.
“Setelah itu, saya pulang lah. Sekitar 30 menit tiba dirumah, ada notif atau pemberitahuan melalui SMS bahwa telah dilakukan penarikan beberapa kali dari ATM saya,”akunya.
“Yang pertama itu sebesar Rp. 7 juta itu di transfer ke rekening lain, kemudian Rp. 2,5 juta, sedangkan terakhir Rp. 350 ribu dilakukan dengan penarikan cash,”sambungnya.
Merasa telah menjadi korban penipuan, lanjut Eko, pihaknya segera melaporkan peristiwa tersebut ke jajaran kepolisian Polres Lebak.
“Uang itu semuanya hasil jual mobil, ada juga uang setoran koran untuk kantor. Besok, Senin, 15 April 2019 saya akan datang ke Polres untuk melengkapi laporan,”pungkasnya.
Editor: Fariz Abdullah