Tangerang – Bentrok massa pengunjuk rasa yang menolak hasil Pemilu 2019 dengan aparat keamanan pecah, Rabu dini hari, 22 Mei 2019. Kerusuhan bahkan meluas ke sejumlah lokasi di Jakarta.
Dilansir viva.co.id, bentrok massa tersebut dilaporkan sudah memakan enam korban jiwa meninggal dunia dari kalangan sipil.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Rabu 22 Mei 2019 hingga pukul 09.00 WIB, sebanyak enam orang tewas akibat bentrokan ini.
Ini disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan saat meninjau langsung korban kericuhan di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat. Menurut Anies, di RS Tarakan terdapat korban tewas yang dibawa sejak tadi pagi.
“Korban sejauh ini ada 6 korban meninggal, ini data per jam 9,” kata Anies di Tarakan, Rabu, 22 Mei 2019.
Keenam korban meninggal tersebut terdapat di RS Pelni dua orang, di RSAL Mintoharjo satu orang, di RSCM satu orang, di Budi Kemuliaan satu orang, di RS Tarakan satu orang.
Sementara korban luka sebanyak 200 orang. Tapi Anies belum menginformasikan secara detail apa penyebab kematian warga tersebut. Dari informasi, ada satu orang meninggal karena terkena peluru tajam. Korban Farhan Safero, terkena peluru tajam di dada dan tembus hingga ke belakang.
“Untuk korban luka 200 orang. Kondisinya nanti tim medis yang menjelaskan,” ujarnya
Anies mengatakan kondisi Jakarta yang terjadi kericuhan hanya di beberapa titik. Untuk wilayah lainnya dalam keadaan kondusif warga diminta untuk tetap beraktifitas seperti biasa.
Salah satu korban tewas diketahui bernama Abdul Aziz (27), warga Kampung Rocek Barat, RT12/04, Desa Rocek, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang. Korban meninggal dunia diduga tertembak saat kerusuhan pecah di Jakarta, Rabu dini hari, 22 Mei 2019.
Camat Cimanuk Nuriah mengatakan, Abdul Azizi baru beberapa hari berada di rumahnya beberapa hari ke belakang setelah sebelumnya dia belajar di salah satu pondok pesantren di Cirebon, Jawa Barat.
“Saya selaku muspika, menyampaikan informasi resmi. Almarhum baru beberapa hari beberapa tiba di rumah. Sebelumnya belajar di pesantren, di Kuningan, Cirebon,” kata Camat Nuriah, Rabu pagi, 22 Mei 2019.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana