Serang – Puluhan Kiyai dan ratusan Santri yang Tergabung dalam Majelis Pesantren Salafi atau MPS Banten melakukan deklarasi penolakan kerusuhan dan kekerasan, di Pondok Al Fathoniyah, Jalan Raya Serang-Pandeglang, Kota Serang, Rabu 19 Juni 2019 malam.
Deklarasi ini tidak lain untuk mengajak masyarakat Banten bersatu serta menghindari kerusuhan dan kegaduhan.
“Saya memandang bahwa sebagai rakyat sudah selesai melaksanakan pemilu 17 April memilih, hari ini rakyat sudah harus selesai tidak lagi terprovokasi oleh siapapun,”kata Pembina Majlis MPS Banten KH. Matin Syarqowi kepada awak media.
Ia juga meminta masyarakat Banten untuk menyerahkan semua keputusan hasil pilpres kepada mahkamah konstitusi (MK).
“Keputusan kontitusi wajib di hargai, kita lebih menitik beratkan kepada keutuhan,” paparnya.
Diketahui dalam deklarasi tersebut, tersampaikan beberapa point untuk mengajak masyarakat Indonesia, khususnya Banten. Supaya tidak terprovokasi dengan isu-isu yang beredar.
“Mari kita menyikapi situasi politik ini dengan kepala dingin. Jangan sampai kerukunan umat beragama di Indonesia maupun Banten menjadi terpecah belah, karena terpengaruh isu politik yang membahayakan,” kata Ketua MPS Banten, KH Munawar Halili dalam tausiyahnya.
Menurut Munawar, sebagai rakyat Indonesia yang ikut dalam pesta demokrasi pada Pilkada 2019 sudahlah selesai berjuang dalam menyalurkan hak suara, pada 17 April 2019 dengan sama-sama datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Saya kira, rakyat sudah selesai berpesta. Apapun keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) harus di hargai,”tandasnya.
Editor: Fariz Abdullah