Pandeglang – Pilkada Pandeglang akan dihelat 2020 mendatang. Sejumlah tokoh mulai muncul, tak terkecuali Bupati Pandeglang Irna Narulita yang diprediksi bakal maju kembali untuk menduduk kursi nomor satu di Pandeglang.
Meski Irna belum tegas menyatakan keinginan untuk maju kembali, sejumlah pihak sudah tegas menyatakan tak akan mendukung istri dari Dimyati Natakusuma ini.
Penolakan pertama kali muncul dari mantan juru kampanye Irna pada Pilkada 2015, Nurjanah yang resmi mencabut dukungan Kamis, 23 Mei 2019. Alasannya, pasangan Irna-Tanto sudah melenceng dari visi-misi saat kampanye.
BACA JUGA: Irna-Tanto Mulai Ditinggalkan Loyalisnya
Selain ditinggalkan loyalisnya, Irna Narulita juga dipastikan tidak akan didukung Partai Gerindra. Pasalnya, bupati Pandeglang ini sudah membuat masyarakat Pandeglang marah karena tak mengizinkan helikopter Prabowo Subianto mendarat di Alun-alun Pandeglang.
Ketua DPD Partai Gerindra Banten Desmond Junaidi Mahesa menyatakan pihaknya akan menjadikan dukungan saat Pilpres 2019 sebagai pertimbangan untuk memberikan dukungan pada Pilkada.
Menyikapi hal tersebut, Irna Narulita mengaku tidak mempersoalkan sikap Partai Gerindra yang tidak akan mengusung dirinya pada Pilkada Pandeglang 2020 nanti. Irna beranggapan masih banyak partai politik (parpol) yang akan mendukungnya.
“Kalau parpol kan banyak yah, ada Nasdem, Demokrat, PDIP dan Golkar yang penting cukup kursinya menjadi salah satu calon. Tapi tetep saya berhubungan baik dengan keluarga besar Partai Gerindra,” kata Irna usai menghadiri acara Rakor lintas sektor antara lembaga pemerintahan tingkat Desa, Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten di Sohibul Barokah, Selasa, 25 Juni 2019.
Tegaskan Pro Jokowi
Irna merasa, kekecewaan warga Pandeglang kepada dirinya karena tak mengizinkan helikopter Prabowo mendarat merupakan hak individual. Irna juga menegaskan dirinya merupakan pemilih Jokowi.
“Hak mereka, kalau mereka tau aturan mereka enggak akan marah. Karena pilihan pribadi dilindungi konstitusi. Secara pribadi saya pilih Pak Jokowi, itu hak saya. Anda pilih Pak Prabowo hak Anda juga kan,” ujarnya.
“Kalau tidak boleh mendarat di alun-alun, semuanya juga tidak boleh. Pak Prabowo tidak boleh Pak Jokowi tidak boleh. Saya sudah buat surat imbauannya, tidak boleh menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan kampanye,” jelasnya.
Kendati demikian, Istri politisi Partai PKS itu tidak akan lebih jauh membahas Pilkada, Ia merasa sadar diri jika masih banyak janji yang belum di tepati saat pencalonan dulu.
“Jadi masalah Pilkada masih jauh, saya mau fokus pembangunan aja dulu. Pilkada nanti liat aja, indah pada waktunya. Tapi kalau sekarang membahas pilkada saya masih malu,” tandasnya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana