Serang- PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) melakukan penanam pohon mangrove di garis pantai teluk Banten, Karangantu, Kota Serang, Kamis, 18 Juli 2019. Penanaman bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rekonvasi Bumi.
Presiden Direktur Lotte Chemical Indonesia, Kim Yong Ho menerangkan pada penanaman kali ini PT LCI menyebar 15 ribu pohon mangrove. Tujuannya, agar daerah pesisir pantai di Banten tetap terjaga keberlangsungan ekosistem pantainya.
“Salah satu prinsip-prinsip manajemen PT Lotte Chemical Indonesia adalah menghargai dan menjaga keharmonisan dengan lingkungan dan masyarakat. Oleh karena itu kami ingin terus bergandengan tangan dengan pemerintah serta masyarakat untuk pelestarian lingkungan hidup, khususnya memastikan pelestarian pohon mangrove untuk keberlangsungan ekosistem pantai di wilayah Banten,”kata Kim Yong Ho.
Kim mengaku saat ini telah melakukan penanaman modal asing yang bergerak di bidang industri petrokimia di Kota Cilegon dengan nilai investasi mencapai Rp50 triliun yang menurut rencana bakal beroperasi sekitar tahun 2023 mendatang.
“PT Lotte Chemical Indonesia telah memperoleh tanah industri dan telah memulai tahapan pengembangan proyek seperti persiapan dan pematangan tanah. Namun di lahan industri itu tumbuh tumbuh kurang lebih 3.000 pohon mangrove liar yang mana bukan merupakan wilayah konservasi hutan mangrove namun tetap harus kita perhatikan,”tuturnya.
Ia berharap dengan adanya penanaman mangrove itu diharapkan dapat memeberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat yang tinggal di pesisir Teluk Banten.
“Mangrove dapat bermanfaat bagi masyarakat di wilayah sekitar seperti mengurangi dampak abrasi air laut maupun tsunami serta resapan air laut ke daratan. Diharapkan juga 5 tahun kedepan bibit mangrove ini dapat tumbuh secara baik dan memberikan fungsi yang optimal bagi daerah pesisir Banten,” imbuhnya.
Untuk diketahui hadir dalam kegiatan seremonial tersebut Kepala Dinas Lingkungan hidup dan Kehutanan Banten, Husni Hasan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cilegon, Ujang Iing dan pihak terkait lainnya.
Editor: Fariz Abdullah
