Pandeglang – Persolan Nining Suryani (44) seorang guru honorer SD Negri Karyabuana 3, di Kecamatan Cigeulis tinggal seatap dengan toilet sekolah karena tidak memiliki rumah.
Rumah satu-satunya, ambruk akibat diterpa angin puting beliung sejak 2 tahun yang lalu, sehingga memaksa Nining untuk menempati area toilet tersebut.
Viralnya pemberitaan tentang Nining, membuat Bupati Pandeglang, Irna Narulita memarahi Camat Cigeulis, hingga kepala sekolah, karena dianggap tidak mampu mengurusi persoalan di bawah.
Amarah Irna tersebut mendapat sorotan dari Akademisi UNMA Banten, Eko Supriatno. Eko menganggap pemerintah Irna anti kritik. Padahal, potret Nining adalah Otokritik untuk Pemerintahan Daerah.
“Saya melihat ada gejala Anti Kritik di pemerintahan Irna. Justru sungguh keliru ketika pemerintah menanggapi otokritik dan pendapat masyarakat dengan langkah-langkah yang cenderung reaksioner,” kata Eko kepada Bantenhits, Minggu, 21 Juli 2019.
Menurut Eko, tanpa otokritik yang obyektif dan keras, wajah pemerintahan di Pandeglang terus berjalan secara monolitik, sesuai selera Bupati Irna, sementara selera warga dan pemangku kepentingan lainnya terpinggirkan.
“Apa salahnya Bupati dan DPRD dengan seluruh catatan refleksinya, secara jujur dan terbuka mengakui kekurangan dan kelemahannya kepada publik serta berkomitmen untuk memperbaiki diri,” ujarnya.
Eko beranggapan, Nining adalah potret guru honorer di Indonesia yang tidak sejahtera. Beliau rela mengabdikan hidupnya untuk mencerdaskan anak didiknya dengan penghasilan yang kurang layak.
“Semoga dengan kejadian ini masyarakat semakin melihat, bahwa kita sedang tidak baik-baik saja. Ada sesuatu yang mesti dibenahi. Dan semoga yang mendapat perhatian bukan hanya Bu Nining saja, sebab ada ribuan guru honorer bernasib sama,” tandasnya.
Editor: Fariz Abdullah