Serang- Gempa magnitudo berkekuatan 6,9 Skala Richter (SR) mengguncang Banten, Jumat, 2 Agustus 2019. Ratusan rumah dilaporkan rusak bahkan dua warga asal kabupaten Lebak meninggal dunia saat mencoba mengevakuasi diri ke dataran tinggi.
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa yang sempat dirilis berkekuatan 7,4 SR itu berpotensi tsunami. Rupanya efek dan kabar tersebut tak membuat nelayan di Kabupaten Serang tak gentar.
Beberapa dari mereka memaksakan untuk tetap melaut dan menangmap ikan. Namun tak juga sedikit dari mereka yang memilih untuk beristirahat.
Anehnya, sejumlah nelayan yang memilih untuk beristirahat bukan karena takut adanya tsunami atau gempa melainkan kondisi laut yang sedang mengalami kondisi angin selatan.
“Salah satunya lagi musim paceklik, musim Selatan, masih ada (banyak yang melaut beberapa hari kemarin),”kata Andri salah satu nelayan kepada BantenHits ditemui TPI Pasauran, Cinangka Kabupaten Serang, Minggu, 4 Agustus 2019.
Sementara itu, ditemui di tempat yang sama Pengurus Nelayan TPI Pasauran, Andi (46) mengungkapkan hal serupa bahwa Nelayan di Pasauran tidak melakukan aktivitas tangkap ikan karena sedang musim angin Selatan.
“Musim angin Selatan, beberapa masih melakukan paling satu, dua. Sisanya tidak melakukan aktivitas,” kata Andi singkat sembari berbincang di Lokasi Tempat tangkap Ikan.
Editor: Fariz Abdullah
