Pandeglang – Kepala Sekolah SMA Unggul Al Bayan, Deden Ramdhani mengaku kaget ketika mendengar kabar viral seorang taruna Akmil TNI AD yang tak lain muridnya, Enzo Zenz Allie (18) dikaitkan dengan organiasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang dilarang pemerintah.
Deden memastikan, Enzo tidak terpapar paham radikal, karena selama di sekolah keseharian Enzo disibukan dengan belajar dan melatih fisik agar dapat lulus di Akademi Militer (Akmil) TNI AD.
Selain itu, pihak sekolah juga meyakini Enzo tidak pernah berkomunikasi dengan orang luar, karena pihak sekolah melarang muridnya untuk menggunakan HP.
“Enggak, sepengetahuan saya enggak (Terpapar). Bahkan saya berani menjamin kalau Enzo tidak terpapar salah satu organisasi radikal,” kata Deden saat dihubungi BantenHits.com, Kamis, 8 Agustus 2019.
Selain itu, lanjutnya, saat di pesantren Enzo juga tidak bisa keluar masuk sembarangan. Hal itu karena aturan yang diterapkan pihak sekolah sangat ketat. Bahkan untuk pulang saja, Enzo harus meminta izin pihak sekolah terlebih dahulu.
“Ya tidak bisa pulang begitu saja, paling kalau ada keperluan keluarga, kesehatan, ya kita izinkan, kalau tidak ada keperluan, selamanya ada di sekolah,” jelasnya.
Ulet dan Tekun
Deden bercerita tentang cita-cita Enzo yang ingin masuk Akmil TNI AD. Menurut Deden, cita-cita tersebut hal yang tak mungkin bisa dicapai, mengingat rutinitas di sekolah mewajibkan Enzo belajar dari jam 04.00 WIB sampai jam 15.40 WIB.
“Saya geleng-geleng kepala mendengar cita-citanya, mana ada waktu,” ujarnya.
Namun, dengan semangat dan pengorban, sampai harus mengorbankan waktu belajar WNI blasteran Prancis – Indonesia itu, berhasil lulus di Akmil TNI AD.
“Enzo ini anak yang ulet dan tekun, tau sadar ingin masuk Akmil apa yang Enzo lakukan ulet, hampir tiap hari latihan fisik. Mengorbankan istirahatnya setiap hari,” tandasnya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana