Pandeglang – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau DLHK Banten akan menurunkan tim untuk meninjau tumpukan Batubara di pelabuhan PT Cemindo Gemilang yang terbakar.
Terbakarnya natubara produsen Semen Merah Putih itu menyebabkan dua kampung, seperti Kampung Sawah dan Kampung Jogjogan di Desa Darmasari, serta Kampung Ciwaru di Desa Bayah Barat, Kecamatan Bayah, Lebak dikepung asap dan debu.
“Belum bisa memberikan tanggapan, sebelum meninjau ke lokasi. Yang pasti kita akan turun ke sana dulu,” kata Kepala DLHK Banten, Ir Husni Hasan saat dihubungi BantenHits.com, Sabtu, 24 Agustus 2019.
Menurut Husni, apabila debu dari proses pembakaran batubara tidak di kelola dengan baik dan mencemari lingkungan, maka bisa disimpulkan bahwa ini sebuah pelanggaran lingkungan.
“Bisa jadi ada bagian tongkang pengangkutnya yang terbakar. Atau memang benar batu baranya yang terbakar dan debunya terbang ke udara. Semua kemungkinan harus kita selidiki ke lapangan,” terangnya.
GM Plant PT Cemindo Gemilang Bayah, Tanmin Tan, mengakui jika pada 16 dan 17 Agustus 2019 lalu ada kebocoran di sistem conveyor pemuatan.
“Perbaikan sudah dilakukan secara kontinyu,” katanya seperti dilansir tempo.co.
Sedang pada 18 Agustus asap tebal disebut berasal dari batu bara yang terbakar. Batu bara itu masih berada di tongkang yang mengangkutnya dan terbakar sebelum kapal merapat ke Bayah.
“Karena tongkang sudah terlalu lama di tengah laut,” jelasnya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana