Pandeglang – Manajemen PLTU II Labuan, Pandeglang menyebut, asap dan debu yang beberapa waktu telah berkali-kali dikeluhkan warga, biasa terjadi saat tumpukan batubara terbakar.
Hal tersebut disampaikan Manajer Administrasi IP PLTU II Labuan, Suhada seusai mengumpulkan sebagian masyarakat di wilayah penyangga PLTU II Labuan, Senin, 2 September 2019.
Suhada tidak menampik debu dan asap dengan bau menyengat keluar dari PLTU II Labuan. Hal itu disebabkan tumpukan batubara di stockpile terbakar.
“Masalah tadi soal swabakar, itu sesuatu yang biasa terjadi pada saat penumpukan batubara yang paling penting maslah tersebut bisa kita selesaikan,” kata Suhada.
Dalam pertemuan di lingkungan PLTU itu, banyak keluhan yang disampaikan oleh masyarakat. Salah satunya kaitan dengan dampak yang ditimbulkan, yakni Inpeksi Saluran Napas Atas (ISPA).
Suhada memaklumi adanya keresahan di masyarakat kaitan dengan debu dan asap tersebut. Oleh karena itu, PLTU II Labuan mengumpulkan masyarakat agar memahami bagaimana asap dan debu bisa muncul.
“Tidak perlu khawatir, secara tiga tahun kita mendapatkan proper hijau, artinya kami selaku pengusaha geothermal bertanggungjawab terhadap lingkungan. Bahkan sampai saat ini, udara yang di keluarkan oleh cerobong PLTU masih di bawah ambang batas yang ditetapkan,” ujarnya.
Menurut Suhada, batubara yang ditumpuk mudah terbakar, untuk meminimalisir hal tersebut pihak PLTU sudah melakukan pencegahan seperti, melakukan membentuk batubara kerucur, pemadatan pada bagian tepi dengan bucket escavator.
“Hal itu rutin kami lakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran batubara di stockpile,” jelasnya.
Sementara kaitan dengan keluhan masyarakat terkait ISPA. Suhada mengaku akan segera meninjau kelokasi terdampak dan melakukan kajian apakah penyakit tersebut terpapar oleh debu dan asap batubara.
“Ya harus, karena tadi ada masukan-masukan dari masyarakat. Ada masyarakat yang terpapar, nanti kita akan melakukan kajian kecenderungan masyarakat yang terkena ISPA karena apa, nanti yang melakukan kajiannya dari lembaga Independent,” tandasnya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana