Jakarta – Peristiwa yang dialami Pratama Guitarra, seorang nasabah BRI Cabang Depok, Jawa Barat, sebaiknya jadi peringatan bagi pemilik rekening bank.
Uang dalam rekening BRI milik Pratama sebesar Rp 14 juta mendadak raib. Yang mengejutkan, setelah Pratama mencetak rekening koran diketahui uang dalam rekeningnya diambil oleh seseorang dengan lokasi di Bali.
Rinciannya, transaksi Rp 10 juta dilakukan menggunakan ATM bank lain. Sementara sejumlah Rp 4 juta digunakan menggunakan ATM BRI. Penarikan uang tersebut dilakukan di ATM BRI Denpasar SPBU Kampial.
“Padahal saya sedang di Jakarta, bukan di Bali. Dan ATM pun ada di tangan saya,” kata Pratama seperti dilansir detikcom, Kamis, 12 September 2019.
Mengganti ATM
Pratama menceritakan, pembobolan rekeningnya diketahui saat dia berencana mengganti kartu ATM dan mencetak mutasi rekening di kantor BRI, Kamis, 12 September 2019.
Pratama kaget ketika dia mendapati uang di rekeningnya raib sebanyak Rp 14 juta. Padahal ketika terakhir bertransaksi, saldo di dalam rekening Pratama masih berjumlah Rp 14,2 juta.
Untuk memastikan raibnya uang di dalam rekening, dia pun meminta teller BRI untuk mencetak kapan transaksi terakhir demi mengetahui kronologi raibnya uang. Setelah dilacak, diketahui bahwa telah terjadi sejumlah transaksi berupa pengambilan uang secara tunai senilai Rp 14 juta.
Belum ada konfirmasi dari BRI terkait peristiwa yang dialami nasabahnya. BantenHits.com sudah mengupayakan konfirmasi melalui email callbri@bri.co.id namun belum mendapatkan respons.
Dikutip dari JawaPos.com, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dengan cepat merespons aksi pembobolan rekening salah satu nasabahnya, Pratama Guitarra.
Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BRI, Indra Utoyo mengatakan, kejadian yang menimpa Pratama patut diduga merupakan kejahatan skimming.
“Dugaan kuat ini kejahatan skimming yang memang perkembangan selalu kejar-kejaran dengan fraudsters-nya,” kata Indra seperti dilansir JawaPos.com, Kamis, 12 September 2019.
Lebih lanjut Indra menuturkan, pelaku skimming biasanya adalah jaringan sindikat internasional. Modus dan teknologi yang digunakan para pelaku pun terus berkembang.
Indra menambahkan, saat ini emiten berkode BBRI itu tengah menelusuri apa yang menimpa korban. Selanjutnya, perseroan akan mengambil tindakan atas kejadian tersebut.
“Kalau boleh dapat nomor rekening Pratama untuk segera kami proses dan ambil tindakan,” ujar Indra.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana