Serang – Puluhan mahasiswa yang tergabung Aliansi Mahasiswa 8 Oktober (Golok), menggelar aksi unjuk rasa, di depan Pendopo Kabupaten Serang, Selasa 7 Oktober 2019. Aksi digelar sebagai refleksi atas Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Serang ke-493.
Dalam orasinya mahasiswa menilai, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang yang dipimpin Ratu Tatu Chasanah yang juga Ketua DPD Golkar Banten, belum serius mengentaskan pengangguran dan pencemaran lingkungan, terutama pencemaran Sungai Ciujung dan Sungai Cidurian.
“Masih banyak persoalan dasar di Kabupaten Serang yang belum bisa diselesaikan Pemkab di bawah kepemimpinan Ratu Tatu Chasanah. Contoh dasar yang terlihat jelas di mata kita misalnya permasalahan Sungai Ciujung dan Cidurian yang bisa dikatakan sebagai comberan terbesar di dunia,” ujar Korlap Aksi Rijal Setia Pratama.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, lanjut Rijal, pengangguran di Kabupaten Serang masih berada di peringkat pertama se-Lrovinsi Banten, yakni 12,78 persen diikuti peringkat ke dua oleh Kabupaten Tangerang 9,70 dan Kota Cilegon 9,33 persen.
“Ini jadi persoalan bersama bahwa jelas bupati dan Pemkab (Serang) belum bisa menyelesaikan persoalan- persoalan dasar tersebut,” tuturnya.
Tatu Janji Selesaikan Pencemaran Ciujung
Setelah selesai mengikuti Rapat Paripurna Istimewa, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah didampingi Ketua DPRD Kabupaten Serang Bahrul Ulum langsung keluar menemui pengunjuk rasa.
Di depan puluhan mahasiswa, Tatu berjanji akan segera menyelesaikan segala persoalan tercemarnya Sungai Ciujung dan Cidurian. Tatu juga berjanji tidak akan membiarkan pencemaran lingkungan di wilayhanya.
Tatu menjelaskan, pencemaran Sungai Ciujung dan Cidurian terus menerus ditindak oleh DLH Kabupaten Serang, bahkan sudah ada perusahaan yang ditindak tegas. Namun memang, masih banyak oknum perusahaan tidak jera dengan sanksi.
“Untuk normalisasi Ciujung sudah dilakukan di Ciujung Lama atau Kali Mati mulai dibangun sepanjang 8 Km untuk direvitalisasi dengan tujuan jadi sumber air bersih bagi tiga kecamatan. Untuk Cidurian sudah dilakukan pengajuan,” jelas Tatu.
Selain normalisasi dua sungai tersebut, Bupati Ratu Tatu Chasanah juga berjanji akan memeriksa kembali keberadaan pabrik termasuk pertambangan yang ada di Bojonegara dan Pulau Ampel.
“Akibatnya keberadaan nelayan tidak bisa melaut karena ada pertambangan. Ini jadi pekerjaan rumah (PR) bagi Pemkab Serang, kami sudah diskusi dengan nelayan langsung,” tegas Tatu.
Di akhir audiensi, mahasiswa meminta Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah menyepakati dan menandatangani tuntutan dari mahasiswa yang dinilainya selaras dengan pembangun Pemkab Serang.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana