Serang – Reuni Akbar 212 akan digelar Senin, 2 Desember 2019 di Kawasan Monas, Jakarta Pusat. Umat Islam dari berbagai daerah diprediksi akan tumpah memutihkan Jakarta.
Kegiatan ini telah mengantongi izin penyelenggaraan dari Kepolisian Republik Indonesia atau Polri. Hal tersebut dipastikan Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis, 28 November 2019.
Dua hari menjelang pelaksanaan Reuni Akbar 212, Forum Persaudaraan Umat Islam Banten (FPUIB) menemukan spanduk bernada provokatif terpampang di pusat Kota Serang.
“Waspada Politisi Agama. Banten Memegang Teguh Religi. Kami Menolak Reuni 212 yang Penuh Politisasi,” demikian tulisan dalam spanduk.
Koordinator FPUIB Banten Al Faqier Abu Wildan menyayangkan munculnya spanduk bernada provokatif di Kota Serang.
“Kalo spanduk itu benar adanya, saya pribadi menyayangkan isi dari spanduk itu, karena dari pihak Polri sudah ga ada masalah terkait perizinan dan sebagainya, bahkan Irjen Mohammad Iqbal secara tegas mengatakan reuni 212 legal dan (Polri) tidak melarang acara tersebut,” jelas Al Faqier melalui pesan WhatsApp kepada BantenHits.com, Sabtu, 30 November 2019.
Al Faqier menyebutkan, spanduk bernada provokatif tersebut ditemukan di sekitar lampu pengaturan lalu lintas di Kawasan Ciceri, Kota Serang.
Dari foto yang dikirimkan Al Faqier, spanduk provokatif tersebut tak dilengkapi dengan identitas pemasang. Selain tulisan, terdapat juga kata “Banten” dalam bentuk badak bercula satu.
BantenHits.com hingga berita ini dipublikasikan masih menelusuri keberadaan spanduk yang dimaksud FPUIB.
Massa dari Banten Dihambat ke Jakarta
Sementara itu, Ketua Persaudaraan Alumni 212, Slamet Ma’arif mengatakan ada pihak-pihak yang berupaya menggagalkan Reuni Akbar 212. Caranya lewat pencegahan sebelum berangkat hingga agitasi lewat media sosial.
Slamet mengungkapkan, ada laporan yang masuk ke panitia bahwa sejumlah peserta dari daerah mengalami pencegahan untuk berangkat, salah satunya dari Banten.
“Ada dari wilayah Banten, ada empat bis tiba-tiba dibatalkan padahal sudah diberikan panjer, ada juga rombongan yang sudah mau bergerak tapi kemudian diminta pulang,” kata Slamet di Jakarta Pusat, Jumat, 29 November 2019 seperti dilansir IndonesiaInside.id.
Slamet tak ingin berspekulasi lebih jauh. Menurut dia, pencegahan dilakukan karena mereka berangkat lebih awal dari agenda reuni yang dijadwalkan, 2 Desember mendatang.
Secara umum, kata dia, situasi saat ini jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Aparat kepolisian pun tak terlalu responsif dan tidak menghambat.
Terkait laporan yang diterima Slamet Ma’arif, Al Faqier mengaku pihaknya belum menerima ada pergerakan massa yang dihambat.
“Sampai detik ini secara langsung belum ada pelarangan itu,” jelas Al Faqier.
Umat Islam di Banten, lanjutnya, sudah terbiasa mengikuti kegiatan seperti Reuni Akbar 212, sehingga mereka tidak perlu dikoordinir lagi.
“Insya Allah mereka sudah terbiasa dan gak perlu dikoordinir lagi. Mereka berangkat dengan caranya sendiri dan sulit untuk kita petakan,” ungkapnya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana