Pandeglang – Pemerintah diminta segera merealisasikan Hunian Tetap atau Huntap yang dijanjikan untuk para korban Tsunami Selat Sunda di Kabupaten Pandeglang.
Selama tinggal di Huntara para korban mengaku kelebihan beban biaya hidup sehari-hari, ditambah lagi penghasilan ekonomi yang tidak menentu membuat mereka semakin tercekik.
“Usahanya enggak seperti biasa lagi, pendapatannya berkurang. Di tambah kalau anak saya sekolah harus bayar ongkos ojeg. Dulu mah enggak ongkos, sekarang mah bulak-balik Rp20 ribu setiap hari,” keluh Tarmi, Sabtu, 21 Desember 2019.
Tarmi adalah seorang ibu rumah tangga yang menjadi korban Tsunami Selat Sunda di Pandeglang. Saat ini, dia beserta anak dan suaminya tinggal di Huntara yang ada di Kecamatan Labuan.
Baca Juga: Dikunjungi Irna, Huntara di Labuan Minim Fasilitas Air Bersih dan Kumuh
Meski merasa tidak nyaman, tinggal di Huntara. Namun, Tarmi tidak bisa berbuat apa-apa, mengingat rumahnya rata dengan tanah akibat tersapu ombak.
“Enggak enak disini (Huntara), kalau hujan suka banjir, pengen cepet-cepet dapat Huntap, biar enak,” ujarnya.
Editor: Fariz Abdullah