Pandeglang – Warga Hunian Sementara (Huntara) di Kampung Citanggok, Desa Tuluk, Kecamatan Labuan mengeluhkan sulitnya pelayanan kesehatan. Mereka meminta, agar Dinas Kesehatan (Dinkes) melalukan kontoling ke warga Huntara setiap Minggu.
“Bingung kalau ada warga Huntara yang sakit. Setiap Minggu ada aja yang sakit, mulai dari anak-anak sampai lansia,” kata Riyadi warga sekitar, Senin, 23 Desember 2019.
Menurut Riyadi, warga sering melakukan iuran bila ada warga Huntara yang sakit. Iuran itu, untuk menanggung biaya pengobatan warga selama di Puskesmas atau rumah sakit.
“Kalau ada yang sakit suka patungan satu orang lima ribu untuk brobat, bekal di rumah sakit. Enggak ada perlakuan khusus, sama saja harus bayar, kalau ada kompensasi mah kami enggak pusing,” ujarnya.
Baca Juga: Ingin Segera Dibangun Huntap, Korban Tsunami Selat Sunda Ngaku Huntara Buat Ekonomi Tercekik
Sementara Makmul (70) lansia yang sering sakit-sakitan mengatakan, sekali melakunan pengobatan ke Puskesmas, harus merongoh kocek sekitar Rp60-70 ribu, belum lagi harus membayar ongkos ojeg Rp20 ribu. Uang itu dia dapat dari hasil iuran.
“Saya sakit perut keras, kencing susah, harus pakai selang. Sekali berobat ke Puskesmas habis Rp100 ribu mah sama ojeg,” jelasnya.
Makmul mengaku sempat di rawat di Puskesmas selama satu Minggu. Lantaran tidak punya uang lagi, dia terpaksa harus pulang ke Huntara, dengan harus tetap berobat setiap Minggu.
“Berobat satu Minggu sekali juga kalau ada uang, enggak ada mah, ya enggak berobat. Saya harap pemerintah dapat memberikan akses kesehatan secara gratis kepada warga Huntara,” tandasnya.
Editor: Fariz Abdullah