Pandeglang – Banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak, berdampak terhadap rusaknya beberapa sarana pendidikan, sehingga anak-anak sekolah, terpaksa harus di liburkan selama 14 hari pasca bencana.
Dalam catatan sementara, ada puluhan sarana pendidikan rusak, masing-masing itu yakni, 8 sekolah Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak-kanak, 13 sekolah SDN dan 4 sekolah SMPN.
Di posko pengungsian yang terletak di Kampung Seupang lama, Desa Pajagan, Kecamatan Sajira, terdapat 50 anak usia sekolah dari tingkat dasar hingga menengah, kehilangan rumah dan sekolah tempat belajar.
Bahkan satu-satunya sekolah yang terletak di sekitar mereka kondisinya sangat memrihatinkan, karena tertimbun longsor, seperti sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathla’ul Anwar.
Anak-anak yang tinggal di lingkungan MI Mathla’ul Anwar, mengalami trauma, mereka kehilangan tempat mereka belajar baik di sekolah maupun dirumah, tempat-tempat itu rusak akibat tersapu banjir, buku dan peralatan sekolah mereka pun ikut hilang.
Sekolah Darurat MA Untuk Korban Banjir
Tim Relawan dari Mathla’ul Anwar (MA) Care mencoba mengembalikan kondisi itu, dengan berbekal alat-alat sedanya, Tim MA Care mendirikan sekolah darurat dilingkungan mereka.
Meski hanya bertudung terpal warna biru, namun sekolah darurat itu diyakini dapat mengembalikan kondisi anak-anak dari rasa trauma.
Karena sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah darurat itu berbeda dari sebelum terjadinya bencana. MA care memfokuskan sistem pendidikan pemulihan psikologis anak.
“Pendidikan adalah hak dasar bagi setiap warga negara, pemenuhannya adalah sebuah kewajiban, meski dalam kondisi apapun,” kata Direktur MA Care, Mulyadi dalam keterangan pers yang diterima Bantenhits, Rabu (8/1/2020).
Pendirian sekolah darurat menurut Mulyadi, sejalan dengan Misi Mathla’ul Anwar, yaitu bergerak di bidang Pendidikan dakwah dan sosial. Oleh karena itu, meski dalam kondisi apapun Mathla’ul Anwar mencoba memberikan cahaya.
“Kami konsen di pemenuhan hak anak-anak dalam pendidikan, sejalan dengan Misi Mathla’ul Anwar, untuk itu kami mendirikan Madrasah Darurat, karena kebetulan disini ada Madrasah yang tertimbun lumpur,” jelasnya.
Editor: Fariz Abdullah