Pandeglang – Sekitar 300-an nelayan Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang, menggeruduk Kantor Kantor Syahbandar Labuan, Kabupaten Pandeglang, Kamis, 30 Januari 2020.
Dalam aksi tersebut, massa nelayan membakar perahu keret atau rubber boat milik Ditpolair Baharkam Mabes Polri yang ada si lokasi.
Aksi nelayan dipicu penangkapan tujuh nelayan dalam operasi yang digelar Direktorat Polisi Air atau Ditpolair Baharkam Mabes Polri, Selasa 28 Januari 2020.
Penangkapan diwarnai drama terseretnya tujuh nelayan saat menunggu perahu bagan yang disita polisi. Gelombang ganas menghantam perahu dan menyeret tujuh anak buah kapal yang ada di atasnya, Rabu malam, 29 Januari 2020.
Para nelayan yang berunjuk rasa mendesak Kantor Syahbandar Labuan, Kabupaten Pandeglang, memfasilitasi pencarian nelayan yang terseret gelombang.
“Dalam aksi unjuk rasa tersebut mengakibatkan salah satu Rubber Boat beserta mesin nya milik Kapal Patroli Ditpolair Baharkam Mabes Polri dibakar oleh massa,” jelas Kasat Polair Polres Pandeglang, AKP Dwi Hari Bagio Sunarko.
Wartawan BantenHits.com Engkos Kosasih melaporkan, lima dari tujuh nelayan yang terseret gelombang berhasil ditemukan sekitar tujuh jam setelah kejadian, sementara dua lainnya, yakni Piyan Sofyan dan Sukanta baru ditemukan Kamis siang, 30 Januari 2020 sekitar pukul 12.30 WIB di Pulau Papole.
12 Jam Lebih Mengambang
AKP Dwi Hari Bagio Sunarko mengungkapkan Piyan Sofyan dan Sukanta selamat dari maut setelah menjadikan jerigen di dalam kapal sebagai pelampung.
Saat kejadian, mereka sama-sama menunggu tiga kapal bagan milik Enjat, Aan dan Rohim, yang disita oleh Ditpolair Baharkam Mabes Polri.
Ketiga kapal itu dianggap cacat administrasi, karena tidak memiliki izin berlayar dan izin tangkap ikan, sehingga Ditpolair Baharkam Mabes Polri, langsung membawa kapal tersebut bersama ABK nya ke perairan Labuan.
Saat berada di Perairan Labuan, tepatnya pada Rabu malam, 29 Januari 2020, cuaca buruk terjadi sehingga membuat dua kapal tenggelam dan tujuh ABK ikut terseret ombak.
Piyan dan Sukanta sempat tidak ditemukan dalam pencarian. Pada Kamis pagi Polairud Polres Pandeglang hanya menemukan lima ABK kapal saja. Siangnya, sekitar pukul 12.30 WIB, Piyan dan Sukanta baru ditemukan di sekitar Pulau Palole dengan kondisi selamat.
Sebelum diterjang ombak, jelas Dwi Hari, Piyan dan Sukanta sedang menguras kapal. Tiba-tiba saja datang ombak besar dari arah barat menerjang kapal mereka sebanyak 4 kali, sehingga membuat kapal tenggelam.
“Mereka sempat naik ke atas tiang layar kapal untuk menghindari ombak tersebut, namun tiang layar kapal malah patah dan kapal tenggelam kemasukan air akibat terjangan ombak. Sehingga Piyan dan Sukanta terpaksa harus berenang menggunakan drigen untuk menyelamatkan diri,” katanya.
Setelah berenang menggunakan jerigen di lautan, Piyan dan Sukanta mendarat ke pesisir Pulau Papole, pada pukul 12.30 WIB. Keduanya Piyan baru ditemukan dan langsung dievakuasi oleh Satpol Airud Polres Pandeglang.
Saat ini, menurut mantan Kapolsek Saketi itu, tujuh ABK termasuk Piyan dan Sukanta sudah pulang ke rumahnya masing-masing.
“Semua selamat dan sudah pulang,” tandasnya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana