Pandeglang – Beberapa tokoh yang hadir dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Picung, Pandeglang memilih untuk keluar luar ruangan atau walk out saat acara sedang berlangsung.
Mereka merasa kecewa, lantaran hasil Musrenbang tahun 2019 lalu tidak ada yang direalisasi pada tahun ini. Sehingga para tokoh menganggap Musrenbang kali ini tidak ada artinya dalam perencanaan pembangunan.
“Kami merasa kecewa lantaran hasil Musrenbang tahun tahun sebelumnya tidak tercover oleh Pemkab Pandeglang, sehingga percuma ikut Musrembang juga,” kata Tokoh Masyarakat Picung, Sutisna, Kamis, 27 Februari 2020.
Menurut Sutisna, jika Pemkab Pandeglang merealisasikan hasil Musrenbang yang berkelanjutan di Kecamatan Picung, pembangunan jalan tersebut dipastikan sudah bisa selesai. Karena jarak jalan penghubung antar kecamatan tersebut hanya berjarak 10 Kilometer.
“Padahal tahun tahun sebelumnya kami semua sepakat jika hasil Musrenbang lebih mendahulukan jalan Kadu Bera sampai Kadu Mula dengan panjang 10 Kilometer,” tegasnya
Hal senada pun diungkapkan Ketua PK KNPI Picung, Agus Leo mengatakan jenuh dengan kegiatan tahun itu. Kejenuhan tersebut karena tidak ada pembangunan yang direalisasikan.
“Kami dari pemuda merasa sangat kecewa, sudah tiga kali ganti camat pembangunan jalan Kadu mula Kadubera tidak pernah dilakukan,” tegasnya.
Sementara itu Asisten Daerah (Asda) II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Pandeglang Indah Dinarsiani mengakui, jika kegiatan Musrenbang di Kecamatan Picung ada sebagian peserta yang keluar sebelum acara inti dimulai.
“Tidak sesuai dengan skenario yang telah ditentukan Bappeda. Mestinya ada pemaparan dari pihak kecamatan, ini tidak ada. Ditambah lagi setelah acara pembukaan malah istirahat seharusnya langsung pembahasan, tidak ada acara istirahat,” imbuhnya.
Pasca kejadian tersebut, ini akan menjadi evaluasi bagi Pemkab Pandeglang agar kejadian serupa tidak terulang kembali pada tahun depan.
“Ini akan menjadi evaluasi bagi kami ditahun depan agar tidak terjadi kejadian seperti ini lagi. Saya lihat ini belum optimal,” pintanya.
Editor: Fariz Abdullah