Serang- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang mencatat terdapat 17 rumah warga yang rusak setelah diguyur hujan sepanjang Januari – Februari 2020. Kebanyakan akibat banjir dan longsor.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Serang Diat Hermawan kerusakan terjadi di dua kecamatan seperti Kasemen dan Walantaka.
“17 rumah roboh dari Januari sampai sekarang rusaknya variasi. Dan banyaknya di Kasemen ke dua Walantaka ketiga Serang. 2020 ini Alhamdulillah belum ada korban,”kata Diat kepada awak media.
Ia mengungkapkan, Minggu, 1 Maret 2020, beberapa rumah di lingkungan Sempu Seroja, RT 03 RW 15, Kelurahan Cipare, Kecamatan Serang, Kota Serang juga rusak usai diguyur hujan.
Kerusakan terjadi pada bagian belakang rumah lantaran berada di dataran tinggi, tebing pondasi mengalami longsor usai diguyur hujan dua hari terakhir.
Sementara, Wali Kota Serang Syafrudin mengaku akan segera membangun turap. Hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi pemerintah adanya longsor susulan.
“Kalau matrial ada kita langsung bersihkan kita nunggu martial dulu, saya dari pribadi nyumbang semen. Nanti kita bikin turap agar tidak longsor kembali,” Kata Syafrudin kepada awak media saat meninjau lokasi longsor, Senin 2 Maret 2020.
Padahal, Syafrudin mengklaim bahwa pemerintah kota Serang sudah melakukan antisipasi banjir sejak bulan kemarau sebelum memasuki musim penghujan.
“Antisipasi Pemkot banjir itu sejak belum masuk musim hujan kita sudah normalisasi kali pada tahun 2020 ini titiknya berkurang,” jelasnya.
Kata Syafrudin, sampah jadi sumber utama penyebab banjir. Karenanya, Ia mengimbau masyarakat agar tingkatkan kesadaran dalam membuang sampah di musim penghujan ini.
“Kemudian juga kami sudah berikan himbauan, hujan ini tinggi sama-sama antisipasi pembuangan sampah dan Solokan mampet di keruk jangan andalkan pemerintah saja karna kekumuhan dan banjir itu dari masyarakat,”imbuhnya.
Editor: Fariz Abdullah