Mengenal Gerakan Literasi Informasi Hasil Kolaborasi UPH, UMN dan SGU

Date:

Gerakan Literasi Informasi kolaborasi UPH bersama UMN dan SGU di Living World Alam Sutera. (Foto: Dok. Media Relations UPH)

Tangerang – Literasi informasi kerap dijadikan barometer dalam mengukur tingkat kemajuan di masyarakat berbasis informasi (Information based society).

Seiring berkembangnya era, masyarakat harus terus didorong untuk menyadari pentingnya literasi informasi. Artinya masyarakat ditantang untuk menggunakan informasi dengan bijak sehingga demokratisasi informasi dapat terwujud dengan benar, yang akhirnya menciptakan sebuah konsep ‘smart societty’.

Menyadari pentingnya seni literasi, mendorong ‘The Johannes Oentoro Library’ Universitas Pelita Harapan (UPH) menginisiasi Gelar Literasi Informasi bertajuk “Smart Citizen, Smart Society, Smart Learning”, yang digelar 29 Februari 2020, di The Garden Mall Living World, Tangerang.

Dalam kegiatan ini UPH berkolaborasi bersama Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan Swiss German University (SGU).

Menurut Manajer UPH ‘The Johannes Oentoro Library’ Dhama Gustia Baskoro melalui keterangan tertulis kepada BantenHits.com mengatakan, literasi informasi erat kaitannya dengan kemampuan seseorang dalam menggali, memahami, dan mengevaluasi isu, topik, atau informasi lainnya dengan benar.

“Kemampuan ini dirasa penting untuk dapat dimiliki oleh semua lapisan masyarakat dan untuk dijadikan budaya positif,” katanya.

Tentu pendekatan yang dilakukan, menurutnya, dapat sangat beragam dan menyesuaikan kebutuhan individu tersebut. Tak terkecuali bagi generasi milenial yang harus dewasa dalam mendapatkan, menggunakan, serta menyebarkan informasi di media sosial.

Untuk menyasar generasi milenial, UPH bersama UMN dan SGU menyajikan kegiatan sadar literasi ini dengan menggunakan pendekatan minat dan tren yang digandrungi di kalangan anak muda, yaitu board game.

Perkembangan board game ini ditandai dengan maraknya café yang menyewakan board game dan digemari anak muda.

Sehingga UPH melihat peluang dalam menggunakan board game sebagai salah satu media alternative kampanye ‘smart society’ dan melakukan penetrasi literasi informasi. Board game sendiri tidak sekedar menyajikan unsur permainan, namun dalam sebuah board game memiliki unsur cerita (plot), teknologi, strategi, dan lainnya yang dapat dikaitkan dengan kemampuan berliterasi.

“Sebagai salah satu dari rangkaian acara, Board Game ‘Wide Wit War’ ini diikuti 11 grup terdiri dari 3 orang per kelompok. Peserta yang berpartisipasi berasal dari siswa SMA dan mahasiswa sekitar Tangerang dan Jakarta. Setiap kelompok akan mewakili sekolah atau kampusnya masing-masing,” jelas Dhama yang juga sebagai ketua acara.

Selain itu, talkshow juga menjadi salah satu kegiatan yang dipilih untuk mengedukasi publik yang hadir dan dihadiri pelaku literasi informasi seperti perpustakawan dan guru se-Jabodetabek, seperti Founder Drone Emprit & Drone Emprit Academy Ismail Fahmi dan Ketua Asosiasi Pekerja Profesional Informasi Sekolah Indonesia (APISI) dan Information Literacy Educators for Schools Hanna Chaterina George.

Ismail Fahmi menyatakan pentingnya memilah informasi di era digital karena adanya fakta bahwa saat ini hanya ada 20% konten internet kredibel dan dengan konten yang todal terstruktur.

Ia juga menyatakan penting untuk melakukan direct approach kepada masyarakat Indonesia untuk melawan penyebaran hoax dengan memberikan edukasi langsung mengenai cara membedakan informasi hoax untuk beragam lapisan masyarakat.

Lebih lanjut Hanna juga menambahkan bahwa orangtua dan institusi pendidikan perlu terus berinovasi melahirkan program kreatif untuk belajar literasi informasi. Di institusi pendidikan contohnya memasukan literasi informasi ke dalam kurikulum. Sedangkan orangtua berperan nomor satu untu menanamkan pentingnya membaca sejak dini di keluarga.

“Tidak hanya itu, sebagai langkah proaktif panitia juga akan mengajak pengunjung mall lainnya untuk mengikuti trivia berhadiah yaitu pemberian pertanyaan sederhana, mini survey literasi, atau permainan kahoot, yang tentunya seputar pemahaman terkait literasi informasi. Sehingga melalui kegiatan ini paling tidak dapat tercermin sejauh mana masyarakat memahami apa itu literasi informasi dan penerapannya,” tambah Dhama.

Dengan menargetkan 400 pengunjung, harapannya kegiatan ini dapat meningkatkan awareness tentang pentingnya keterampilan literasi informasi individu, baik sebagai kelompok akademisi yang berliterasi informasi untuk menghasilkan produk pengetahuan baru dalam bentuk penelitian, politisi yang demokratis, jujur dan tidak menggunakan isu tertentu demi kepentingan politik kelompok, ataupun masyarakat awam yang dewasa dalam mendapatkan, menggunakan, serta menyebarkan informasi di media sosial.

Editor: Darussalam Jagad Syahdana

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related