Militan! Riset Cambridge International Ungkap 93 Persen Pelajar di Indonesia Pilih Aksi Nyata Perangi Polusi

Date:

Saba Leuweung bersihkan Taman Hutan Rakyat
Foto Illustration: Masyarakat dari berbagai organisasi kepariwisataan di Kecamatan Carita, menggelar Saba Leuweung bersihkan Taman Hutan Rakyat dari sampah plastik. (BantenHits.com/ Engkos Kosasih)

Tangerang – Pelajar di Indonesia menganggap polusi (termasuk sampah plastik) sebagai isu terbesar yang dihadapi dunia saat ini. Menariknya, 93 persen pelajar tersebut menyatakan memilih tindakan nyata untuk mencegah terjadinya polusi.

Fakta tersebut terungkap dalam penelitian terbaru yang dilakukan Cambridge International. Survei dilakukan menjelang Cambridge Global Perspectives Week yang berlangsung pada 1-7 Maret 2020.

Ben Schmidt, Regional Director Southeast Asia & Pacific, Cambridge Assessment International Education melalui keterangan tertulis kepada BantenHits.com mengungkapkan kekaguman dan optimisme terhadap peningkatan kesadaran pelajar Indonesia merespons isu-isu global.

“Anak-anak muda di Indonesia memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan sangat tertarik terhadap beragam isu, tidak hanya isu dalam negeri, tetapi juga di dunia,” ujarnya

“Kami percaya bahwa pendekatan pendidikan yang tepat, yang memperluas wawasan dan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial, dapat memberikan kemampuan berpikir kritis dan berkolaborasi kepada pelajar Indonesia untuk memiliki kesadaran global, yang turut dilengkapi dengan perspektif lokal untuk masa depan,” sambungnya.

Ragam Tindakan Dipilih Cegah Polusi

Penelitian bertajuk Survei Global Perspectives yang digelar Cambridge International ini melibatkan lebih dari 11.000 pelajar berusia 13 sampai 19 tahun.

Generasi muda di Indonesia mengatakan bahwa polusi adalah isu terbesar yang dihadapi dunia saat ini dan mereka secara proaktif mengambil tindakan untuk mengatasinya.

Melalui Survei Global Perspectives untuk pertama kalinya pelajar Indonesia membagikan pandangan mereka terhadap isu-isu global, seperti bagaimana mereka mempelajari isu tersebut dan bagaimana kepedulian mereka terhadap isu ini dapat mempengaruhi pilihan karir mereka di masa depan.

Hasil survei mengungkap 21 person responden menganggap polusi (termasuk sampah plastik) sebagai isu terbesar yang dihadapi dunia saat ini. Mereka sangat bersemangat menangani isu ini, di mana 93% responden menyatakan bahwa mereka melakukan berbagai tindakan nyata.

Lebih dari setengah mengatakan bahwa mereka mengubah gaya hidup demi mengurangi dampak pribadi, serta berbagi pengetahuan kepada keluarga dan teman untuk meningkatkan kesadaran terhadap isu tersebut, dan juga mendorong mereka untuk mengubah gaya hidup.

Sementara, hasil survei secara global menunjukan bahwa pelajar di dunia menganggap bahwa tantangan terbesar adalah perubahan iklim, yang merupakan pilihan pertama di tiga perempat negara yang disurvei.

Sementara menurut murid-murid Indonesia, perubahan iklim adalah isu terbesar kedua, diikuti oleh isu ‘intoleransi terhadap orang karena perbedaan’ yang berada di urutan ketiga.

Survei tersebut menunjukan bahwa ada keinginan pelajar untuk mempelajari isu global di sekolah, dengan 97% pelajar Indonesia menyetujui bahwa hal tersebut penting untuk dilakukan. Sebanyak 93% juga setuju pentingnya berdiskusi mengenai isu global di sekolah dengan teman dan guru. Namun, hampir setengah dari pelajar Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak mempelajari isu global di sekolah walaupun mereka menginginkannya.

4 dari 5 (84%) pelajar Indonesia yang disurvei mengatakan bahwa mereka akan memilih untuk berkarir di tempat di mana mereka dapat memberi kontribusi positif untuk mengatasi isu global, sementara 82% akan mempertimbangkan bagaimana sikap tempat-tempat kerja terhadap isu-isu global tersebut saat melamar pekerjaan.

Christine Özden, Chief Executive, Cambridge International mengatakan, di dunia yang terus menerus berkembang dengan berbagai tantangan besar di masa depan, sangat penting bagi pelajar untuk tidak hanya mengetahui isu-isu global, namun juga mengembangkan kemampuan meneliti, berdiskusi, dan menilai fakta, serta bekerja sama untuk memahami berbagai perspektif di seluruh dunia.

“Cambridge Global Perspectives membekali pelajar dengan keterampilan penting yang mereka butuhkan untuk studi lebih lanjut di universitas dan tentunya untuk pekerjaan di masa depan. Kami berharap dapat memberikan kesempatan kepada lebih banyak sekolah dan pelajar untuk mengenal program unik ini di Cambridge Global Perspectives Week yang tengah berlangsung,” terangnya.

Cambridge Global Perspectives merupakan program unik dan menstimulasi yang memberikan kesempatan kepada siswa usia 5 sampai 19 tahun untuk berpikir dan belajar lebih dalam mengenai topik-topik dan isu-isu global yang mereka minati. Program ini berfokus untuk membantu pelajar dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan penting, seperti berpikir kritis, meneliti, berkolaborasi dan evaluasi.

Editor: Darussalam Jagad Syahdana

 

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Dua Parpol Pemilik Suara Besar di Banten Gelar Pertemuan Tertutup, Isyarat Koalisi Mencuat

Berita Banten - Partai Golkar dan Partai Gerindra yang...

Arahan Presiden Jokowi dalam Rakernas Kesehatan Nasional di Kabupaten Tangerang

Berita Banten - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri sekaligus...