Lebak- Masyarakat Kabupaten Lebak tengah dibuat heboh oleh peristiwa seorang ibu yang melahirkan alias ‘berojol’ di pinggir jalan poros desa Cibarani-Karangnunggal, Kecamatan Cirinten, Senin, 9 Maret 2020.
Sari (28) namanya, warga Kampung Pasir Sempur, Desa Cibarani, Kecamatan Cirinten, Kabupaten Lebak berojol di jalan saat dalam perjalanan menuju Fasilitas Kesehatan (Faskes) terdekat.
Bayi dalam kandungannya terlahir saat Sari tengah menunggu jemputan lantaran kondisi motor yang ditumpanginya mengalami pecah ban.
Meski terlahir di tempat yang bukan semestinya, Sari dan sang anak dapat terselamatkan setelah ditolong oleh Aas Alisna bidan desa Karangnunggal, Kecamatan Cirinten, Kabupaten Lebak.
Kepada BantenHits.com, Aas bercerita Senin, 9 Maret 2020 mendapatkan informasi dari salah seorang pengendara motor bahwa tengah ada seorang ibu yang tergeletak di jalan Desa Cibarani-Karangnunggal akan melahirkan.
“Saya beres kerja, mau kondangan ke Cibarani. Di jalan ada pengendara motor minta tolong kalau ada yang lahiran. Dikira belum lahiran, pas di kroscek si bayi sudah lahir,”kata Aas saat dihubungi BantenHits.com, Rabu, 11 Maret 2020.
Batal Kondangan
Melihat hal tersebut, Aas membatalkan niat kondangannya dan bergegas membawa Sari ke dalam mobilnya untuk menuju rumah bidan terdekat.
“Karena Placentanya belum keluar dan saya ngga bawa alat-alat sempat bingung juga. Saya bawa ke rumah bidan Ida,”terangnya.
Hal itu ia lakukan sebagai bentuk kepedulian dan menjadi tanggungjawabnya sebagai bidan untuk membantu proses persalinan pada ibu melahirkan. Meskipun, Aas Alisna bukan bidan desa tempat dimana Sari tinggal.
“Menolong persalinan menjadi tugas dan tanggung jawab saya yang melekat selaku bidan sehingga menolong persalinan adalah menjadi hal yang paling utama,”ungkapnya.
“Jadi memang si ibu (Sari) ini aktif setiap ada posyandu ikut dan dalam pemantauan bidan desa. Nah karena merasa mulas dan mau melahirkan sedangkan suaminya tidak ada, akhirnya ibu Sari pergi ke rumah bidan Ida. Namun diperjalanan ban motor yang ditungganginya pecah,”tambahnya.
Sementara Pemerintah Kabupaten Lebak dalam siaran persnya menerangkan Luas wilayah dan tofografi kabupaten Lebak menjadi hambatan dan tantangan tersendiri buat aparatur, sadar akan terbatasnya aksebilitas sarana dan prasana akibat fiskal terbatas menuntut aparatur untuk lebih cerdas melakukan pendekatan pelayanan.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Triatno Supiono mengatakan jika memperhatikan kronologis kejadian hal tersebut sesuatu yang diluar kuasa manusia.
“Kita bersyukur dalam waktu tidak terlalu lama mendapatkan penanganan dari petugas kesehatan yang secara kebetulan melintas di lokasi tersebut sehingga bayi dan ibunya bisa diselamatkan,”kata Triatno dalam siaran pers yang diterima BantenHits.
“Kita berharap kejadian serupa tidak terulang dengan lebih meningkatkan komunikasi masyarakat khususnya ibu hamil dengan petugas kesehatan terdekat di wilayahnya,”tambahnya.
Optimalkan Program Jamilah Melalui AMMDes
Pemerintah Kabupten Lebak terus berupaya untuk menekan angka kematian ibu dan bayi. Salah satu inovasinya yakni program Jemput Antar Ibu Hamil Bermasalah (Jamilah) yang telah dilaksanakan Puskesmas Bojongmanik diapresiasi USAID melalui program Jalin yang kemudian membantu menyediakan Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) ambulance feeder sebagai pilihan pendekatan kendaraan membantu ibu melahirkan di lokasi yang aksebilitasnya sulit dijangkau.
Program ini berhasil menekan kematian ibu “0” (zero) kematian. Rencana diterapkan bertahap di seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Lebak.
Editor: Fariz Abdullah
