Jakarta – Melihat bangunan-bangunan hunian tetap (huntap) yang berdiri di lokasi bencana gempa di Lombok 2018 silam, sekilas orang pasti akan menyangka bangunan dikerjakan para kontraktor berpengalaman.
Padahal aslinya, dari foto-foto dokumentasi yang diterima BantenHits.com, bangunan huntap tersebut dikerjakan para prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) Korps Marinir TNI AL, Kamis, 12 Maret 2020.
“Prajurit Marinir dikerahkan untuk melaksanakan tugas kemanusiaan percepatan penyelesaian target hunian tetap (huntap) di 17 titik pembangunan pasca bencana gempa,” demikian dalam keterangan tertulis Korps Marinir TNI AL kepada BantenHits.com.
Untuk mengebut proses pembuatan huntap, didatangkan 300 prajurit Korps Marinir ke lokasi bencana.
Mereka merupakan gabungan dari satuan tugas Satgasmar Rehab Rekon Kabupaten Lombok Utara Ta 2020, yang dipimpin langsung Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Mayor Marinir Nofri G Kaloh, M., Tr. Opsla, yang menjabat sehari hari sebagai Pasilog Brigade Infanteri 2 Marinir.
Sementara itu dalam proses pengerjaan Prajurit Korps Marinir dibagi dalam 2 Kecamatan di antaranya Kecamatan Tanjung terbagi menjadi 9 titik di antaranya Desa Jenggala, Desa Sokong, Desa Medana, Desa Sigar Penjalin, Desa Tegal Maja, Desa Tanjung, dan Desa Teniga.
Kecamatan lainnya, yakni Kecamatan Gangga yang terbagi Menjadi 8 titik yaitu Desa Gondang, Desa Ganggelang, Desa Segoro Katon, Desa Rempek, Desa Sambik Bangkol, Desa Bentek.
Rumah tahan gempa ini merupakan rumah dengan struktur bangunan Rumah Instan Sehat Sederhana (RISHA) dengan model rumah instan konvensional (RIKO), Rumah Instan Kayu (RIKA), Rumah Instan Baja (Risba).
“Prajurit Korps Marinir bersama masyarakat saling bahu membahu dalam membangun proses percepatan penyelesaian target hunian tetap (Huntap),” tegasnya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana