Jakarta – Apa jadinya, jika prajurit pasukan elit TNI yang dikenal tangguh dan ditakuti musuh di medan tempur, tiba-tiba harus menjadi guru taman kanak-kanak?
BantenHits.com mengulas pengalaman menarik para prajurit Marinir kala menjadi guru TK di lokasi bencana di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diguncang gempa 2018 silam.
Tulisan bersumber dari keterangan tertulis resmi Korps Marinir TNI AL yang dikirim kepada BantenHits.com, Kamis, 12 Maret 2020.
Keberadaan para prajurit Marinir di lokasi bencana Lombok ditugaskan melalui Satuan Tugas Marinir (Satgasmar) Kemanusiaan Percepatan Penyelesaian Target Hunian Tetap (Hantap) pasca gempa Tahun 2018 silam.
Mereka menyelesaikan 17 titik hunian tetap atau huntap untuk warga yang terdampak gempa bumi, Kamis, 12 Maret 2020. Selain itu, para prajurit Marinir juga membantu mengajar di TK Raudhatul Athfal Al Hidayah di wilayah Pulau Lombok, Provinsi NTB.
Satgasmar yang tergabung Percepatan Pembangun Lombok Tahap 2 ini, dikomandani oleh Mayor Marinir Nofri G Kaloh, M., Tr. Opsla, sudah sepekan melaksanakan tugas kemanusiaan rehabilitasi dan rekonstruksi pemukiman warga di wilayah Pulau Lombok, Provinsi NTB.
Di sela sela kegiatan tersebut selain membantu dalam percepatan penyelesaian pembangunan Prajurit Korps Marinir juga diminta membantu dalam proses mengajar di TK Raudhatul Athfal Al Hidayah.
RA dan TK Raudhatul Athfal Al Hidayah ini merupakan sekolah pertama di Desa Rempek dan dibangun sejak Tahun 2002 oleh Sumardi, seorang warga di sekitar lokasi.
Prajurit Marinir yang gagah ini, mendadak luwes dan penuh kesabaran memberikan pelajaran kepada anak-anak TK.
Sebaliknya, anak-anak TK tampak antusias mengikuti setiap pelajaran. Tak terlihat rasa canggung atau sungkan dari wajah-wajah para siswa meski guru dadakan mereka mengajar mengenakan seragam khas Marinir.
Potret-potret kebersamaan para siswa TK dengan prajurit pasukan elit ini sungguh bikin hati terenyuh. Momen tersebut seolah mempertemukan dua kutub yang berlawanan, tapi dipersatukan oleh pesan kemanusiaan.
“Sekolah pertama yang ada di Desa Rempek, dibangun dengan alasan belum adanya sekolah di daerah Desa Rempek, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara. Murid-muridnya terdiri dari wilayah sekitar Desa Rempek sebagian dari luar Desa Rempek,” jelas Sumadi.
Mayor Marinir Nofri Kaloh mengatakan, kegiatan mengajar ini dilaksanakan oleh prajurit Marinir, mengingat di sekolah tersebut kekurangan tenaga pengajar.
Selain memberikan mata pelajaran, lanjutnya, prajurit Marinir juga menanamkan sikap disiplin sejak dini di RA dan TK Raudhatul Athfal Al Hidayah tersebut.
“Murid-murid pun antusias dan senang menerima pelajaran dari prajurit Marinir. Selain itu juga, untuk mempererat hubungan Marinir dengan masyarakat khususnya masyarakat Desa Rempek, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara,” ujar Mayor Marinir Nofri Kaloh.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana