Banten Bergantung pada Jakarta soal Penerapan Lockdown

Date:

Polres Cilegon gelar Operasi Aman Nusa II Kalimaya untuk memerangi penyebaran virus Corona (Covid-19) . Polres Cilegon menurunkan water canon semprotkan disinfektan di Jalan Protokol Kota Cilegon, Senin, 23 Maret 2020.(BantenHits.com/ Iyus Lesmana)

Serang – Banten sudah terintegrasi dengan DKI Jakarta. Setiap hari orang Banten cari pekerjaan, dan penghidupan ke Ibu Kota Jakarta. Karenanya, kebijakan menerapkan lockdown di Banten untuk mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19) sangat bergantung pada Jakarta.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Banten Wahidin Halim alias WH melalui keterangan tertulis melalui Dinas Kominfo Provinsi Banten, Senin, 30 Maret 2020.

Menurut WH, Pemerintah Provinsi Banten saat ini tengah membahas opsi lockdown yang bertujuan untuk mencegah dan memutus mata rantai penularan virus corona (Covid-19) bersama Kapolda Banten dan Danrem 064 Maulana Yusuf.

WH menyebut, lockdown tidak sesederhana yang dibayangkan. Tidak Sekedar menutup pintu. Tidak sekedar menolak orang yang datang dari luar karena Banten sudah terintegrasi dengan Jakarta.

“Sehari-harinya orang Banten cari pekerjaan, cari upah, cari penghidupan ke ibu kota,” katanya.

“Jadi, Banten-Jakarta itu daerah yang sudah menjadi kawasan yang terintegrasi. Sehingga kita susah untuk memantau pergerakan. Termasuk kulturnya, tradisinya, dan kebiasaannya. Kami sedang cari formulasi. Format bagaimana berhadapan dengan tuntutan dan permintaan masyarakat,” paparnya.

Menilik kondisi tersebut, lanjutnya, kebijakan lockdown harus diputuskan secara hati-hati dengan pertimbangan sosial, politik, dan pertimbangan ekonomi.

“Tentunya jangan sampai menambah pengangguran baru. Kalau mereka menganggur, apa yang mau mereka makan. Ada tanggung jawab negara di situ!” tegasnya.

WH menyebut Tangerang sebagai kota commuter karena orang Tangerang Raya bekerja di Jakarta. Cari makan di Jakarta. Cari sesuap nasi pun di Jakarta. Ada simbiosis mutualisme antara daerah ini

“Tiap hari, bayangkan! Orang-orang dari Tangerang, Banten, Cilegon sehari-hari berbondong-bondong dengan mobilitas tinggi ke Jakarta. Sehari – hari pulang pergi,” ujarnya.

Oleh karena itu, Pemprov Banten saat ini memilih menunggu sejauh mana Jakarta memberlakukan lockdown, menutup pintu bagi warga Banten.

“Pemprov Banten harus bersiap-siap secara ekonomi supaya tidak punya ketergantungan. Dari segi profesi dan pekerjaan, ketergantungan Banten kepada Jakarta tinggi,” bebernya.

“Posisi Banten juga sama dengan Jawa Tengah. Soal pulang mudik, setiap hari orang Banten pulang mudik. Tidak hanya dari transportasi bus dan kereta api, mereka juga menggunakan motor, lewat jalan-jalan dan gang kecil. Ini tidak bisa dibendung,” lanjutnya.

Berdasarkan pengamatan dan pencermatannya, WH mengungkapkan, banyaknya ODP di Banten karena banyak orang Jakarta atau orang Banten yang tinggal di Jakarta pulang kembali ke Banten.

“Demikian juga pasien positif yang saya temukan juga kalau berobat mereka ke Jakarta. Mungkin penuh, mereka bergeser ke rumah sakit-rumah sakit di Tangerang atau yang ada di Banten,” pungkasnya.

Editor: Darussalam Jagad Syahdana

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Jumat Curhat Polda Metro Jaya di Legok; Cara Humanis Polsek Legok Ciptakan Kamtibmas dan Dekatkan Diri ke Warga

Berita Tangerang - Kejahatan jalanan dan kenakalan remaja menjadi...

Respons Aduan Warga, KASN Lakukan Analisa dan Akan Minta Klarifikasi Sekda Kabupaten Tangerang

Berita Tangerang - Komisi Aparatur Sipil Negara atau KASN...

Sekda Kabupaten Tangerang Dilaporkan Warga Sukamulya ke KASN terkait Dugaan Pelanggaran Etik ASN

Berita Tangerang - Sekretaris Daerah atau Sekda Kabupaten Tangerang,...