Pandeglang – Kue Apem di Desa Kadu Bungbang, Kecamatan Cimanuk, menjadi salah satu makanan yang ditunggu oleh masyarakat di Kabupaten Pandeglang di bulan suci Ramadhan, untuk sajian menu buka puasa.
Makanan khas ini, sangat mudah ditemui saat bulan Ramadhan, terutama di depan kantor Kecamatan Cimanuk, karena dari pukul 10.00 Wib sampai menjelang buka puasa masyarakat berbaris di pinggir jalan menawarkan apem bohay.
Meski mudah ditemui saat bulan Ramadhan, sebetulnya produksi kue ini sering dilakukan setiap hari. Hanya saja, pada bulan Ramadhan permintaan pasar terhadap apem selalu meningkat.
“Sebetulnya tiap hari juga kita buka tapi itu juga kalau ada yang pesan saja. Karena yang beli tidak seramai saat bulan puasa,” kata Sukayah pengerajin apem di Kadu Bungbang, Cimanuk, Selasa, 5 Mei 2020.
Namun menurut Sukayah, omzet Ramadhan tahun ini terjun bebas dari tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya Sukayah mampuh menjual apem 200-300 bungkus, tahun ini dia hanya mampu menjual 100 bungkus saja.
Bahkan produksi Apem Ramadhan tahun ini banyak dia kurangi. Sehari saja wanita lanjut usia itu hanya menghabiskan 25-35 liter beras dalam sehari atau sekali produksi. Padahal biasanya, Sukayah menghabiskan 3 karung beras dalam sehari atau sekali produksi.
“Tahun ini mah sehari paling juga laku 100 bungkus. Produksi apem tahun inimah di kurangi,” jelasnya.
Sukayah menjual satu bungkus apem dengan harga Rp10 ribu, yang isinya ada 10 Apem berwarna putih. Sedangkan untuk campuran gula cair dijual dengan harga yang berbeda yakni Rp2.500 per-bungkus.
“Kalau belinya eceran sih Rp10 ribu apemnya doang gula nya itu Rp2.500 tapi kalau buat dijual lagi mah, satu bungkusnya Rp8 ribu,” pungkasnya.
Editor: Fariz Abdullah
