Serang – Gelombang aksi massa di Banten yang menyuarakan kekecewaan terhadap kondisi Bank Banten, terus bermunculan.
Senin, 15 Juni 2020, ada dua kelompok berbeda menyuarakan hal yang sama di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten atau KP3B, persisnya di depan Gedung DPRD Banten.
Aksi unjuk rasa pertama digelar kelompok mahasiswa yang menamakan Dewan Pimpinan Daerah GMNI Provinsi Banten. Kemudian aksi selanjutnya digelar Gerakan Masyarakat Penyelamat Banten (GMPB).
Kebijakan Tergesa-gesa
Ketua GMNI Banten Indra Pati Wara mengatakan, kebijakan sepihak Gubernur Banten Wahidin Halim memindahkan RKUD Provinsi Banten dari Bank Banten ke BJB, memperparah likuiditas dan mengancam keberadaan Bank Banten.
Kebijakan sepihak ini juga, kata Indra, membuktikan harmonisasi antara gubernur dan DPRD tidak berjalan baik. Padahal, seharusnya saling bahu membahu mencari solusi bersama untuk penyelamatan Bank Banten.
“Bukan malah tergesa-gesa dengan tidak melakukan kajian secara mendalam, ini memunculkan pertanyaan besar. Ada apa ini?” kata Indra.
Menurut Indra, Bank Banten adalah satu-satunya bank kebanggaan masyarakat Banten yang seharusnya diperkuat keberadaanya dengan cara mengalokasikan anggaran. Namun yang terjadi justru Pemprov Banten memindahkan kas daerah Provinsi Banten dari Bank Bank Banten dan memindahkan ke BJB.
“Yang pada akhirnya masyarakat panik dan berbondong-bondong melakukan penarikan uangnya di Bank Banten karena kekhawatiran tidak bisa diambil,” terangnya.
Terpisah, dalam aksinya GMPB juga menyuarakan hal serupa di depan Gedung DPRD Banten.
Juru bicara GMPB Badru Tamami kepada wartawan mengatakan, pemindahan RKUD Pemerintah Provinsi Banten dari Bank Banten ke BJB menambah masalah baru dan gejolak di mayarakat.
“Atas dasar dan alasan apapun keputusan itu menunjukkan ketidakmampuan kepala daerah dalam mengurus serta melakukan fungsi pembinaan dan pengawasan kepada Bank Banten,” jelasnya.
Empat hari sebelumnya, Kamis, 11 Juni 2020, aksi serupa digelar kader Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI. Dalam aksinya mereka melemparkan telur busuk ke Gedung DPRD Banten.
Menurut mereka telur busuk adalah simbol busuknya kinerja DPRD Banten yang memilih bungkam soal Bank Banten.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana