Curug Kanteh, Hanya 15 Menit Saja

Date:

Dian Wahyudi (tengah) saat berada di Curug Kanteh. (Istimewa)

BantenHits- Sepanjang perjalanan, sejak dari parkiran kendaraan kami ngobrol, tentang mimpi Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis) Curug Kanteh Desa Cikatomas Kecamatan Cilograng, Kabupaten Lebak, Banten.

Jalan menuju lokasi Curug sudah semakin pendek, sudah dilebarkan, tinggal di perkeras, kemudian di tata. Saat ini sudah ada saung istirahat sejurusan dengan Curug Kanteh, untuk berswa foto di ketinggian, berikut tanah datar untuk para penikmat ngecamp, bermalam menggunakan tenda. Kabarnya sensasinya seperti ngecamp di gunung, dingin-dingin gimana gitu. Malah ada bonus, mancing ikan lubang di Curug di bagian bawah Curug Kanteh di malam hari. Wow

Jalan setapak sengked batu yang cukup aman telah di tata sampai ke Tutugan curug Kanteh yang bisa untuk mandi di bawah curahan air curug. Jadi, boleh dibilang hanya sekira 15 menit saja berjalan kaki dari parkir kendaraan ke Curug Kanteh berada. Hhmmm

Tapi kita lewat jalur lain dulu, ujar salah seorang Pokdarwis, jalan yang biasa dilalui dari tempat nge-camp, namun agak terjal.

Haha.. yang lain tampak biasa saja melalui jalan ini, anak saya Syaamil hanya sebentar ikut di gendong Pokdarwis, sementara saya kudu kokoseran rugap-ragap kana eurih (harus jakan ngesot mencari pegangan ke rerumputan ataupun akar yang ada) untuk menjaga keseimbangan, Alhamdulillah saya lulus sampai bawah, sampai ke curug, dan sempat mengabadikan sumringah moment ini, dengan latar Curug yang menawan ini.

Sambil memasak kopi, dan menikmati kacang rebus yang dibawa, kami lanjut ngobrol tentang mimpi Pokdarwis, bersama kolega saya Kiyai Iip Makmur salah seorang Anggota DPRD Banten, yang ikut mengantar kami ke Curug Kanteh.

Sementara yang lain sudah langsung bermain air Curug, termasuk anak saya, Syaamil.

Sementara Kiyai Iip terus ngobrol dengan Pokdarwin, saya nggak tahan juga untuk ikut bergabung dengan teman yang lain, mandi dibawah undakan Curug Kanteh. Airnya cukup dingin… beerrrr… haha.

Menurut olot kasepuhan Neglasari, yang sempat kami temui di Imah Gede, Curug Kanteh tersebut memiliki beberapa undakan Curug. Ada Curug Ciung, Curug Purut, Punuk Curug, dibawahnya yang dikenal dengan Curug Kanteh, Batu Masigit, Tutugan Curug, kemudian undakan dibagian bawahnya lagi Purut Samak, serta Curug Catang.

Oh iya, saat ini sepertinya, kendaraan yang direkomendasikan baru kendaraan roda dua, maklum jalan nya masih agak sempit dan menikung, untuk yang belum mengenal medan masih cukup repot, ditambah masih ada sedikit jalan yang kendaraan kerap mater di tanjakan. Semoga ke depan sudah bisa dilalui dengan baik sampai ke tempat parkir kendaraan di samping Imah Gede kasepuhan. Atau mungkin, ke depan, mobil pengunjung tetap di parkiran yang aman, pengelola menyediakan sewaan mobil double gardan beberapa buah, untuk memfasilitasi membawa pengunjung yang membawa kendaraan roda empat, sehingga dengan supir yang biasa dijalur ini, keselamatan pengunjung “terjamin”.

Waktu semakin siang. Pengunjung terus berdatangan, utamanya muda mudi, sampai kami pamit pulang, wisatawan masih cukup ramai, mandi ataupun ber-swa foto.

Menurut Ali Ketua Pokdarwis ataupun Dadang Bendahara Pokdarwis perharinya bisa 50 sampai 200 orang perhari, apalagi di akhir pekan.

Saya pikir, Curug Kanteh ini memiliki prospek untuk dapat dikembangkan lebih lanjut, interpensi Pemerintah Kabupaten Lebak melalui Dinas Pariwisata yang telah membentuk Pokdarwis sangat diapresiasi, tinggal terus dilakukan evaluasi dan pembinaan agar Curug Kanteh, ke depan dapat menjadi Destinasi Wisata baru di Lebak Selatan yang menjanjikan. Semoga.

Penulis: Dian Wahyudi
Anggota Fraksi PKS DPRD Lebak

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Menikmati Jalur Mudik Lebak

BantenHits - Selama bulan Ramadan saya melakukan kunjungan dua...

Mencari Independensi Media Dalam Pemberitaan Politik

Bantenhits - Peran media dalam panggung politik kontemporer semakin...

Gunung Batu Desa Anti Korupsi

Bantenhits - Beberapa waktu yang lalu, Selasa, 31 Januari...

Geger Sambo dari Perspektif Mahasiswa Komunikasi; Catatan Kritis untuk Perubahan Polri

Mata publik seolah tak pernah berhenti menguntit setiap detail...