Pandeglang – Sejumlah partai politik di Kabupaten Pandeglang yang enggan merapat ke gerbong petahana Irna Narulita-Tanto Warsono Arban, mematangkan koalisi untuk menumbangkan petahana pada Pilkada Kabupaten Pandeglang 2020.
Sejauh ini, partai politik yang menolak dukung petahana hanya tersisa Partai Gerindra, PPP, PKB, dan NasDem. Sementara mayoritas partai sudah resmi mendukung Irna-Tanto, seperti PDIP, Partai Golkar, PKS, PAN, dan Demokrat.
Irna adalah istri Dimyati Natakusuma, mantan bupati Pandeglang dua periode. Sementara Tanto adalah menantu Ratu Atut Chosiyah, mantan gubernur Banten yang tengah dibui karena korupsi.
Ketua DPC PPP Kabupaten Pandeglang Entol Supriadi kepada BantenHits.com, Rabu, 1 Juli 2020 mengatakan, sejumlah parpol yang menolak dukung petahana sepakat menginginkan perubahan di Kabupaten Pandeglang.
Menurut Supriadi, jika tidak ada perubahan formasi, Partai Gerindra, PKB, PPP, dan Nasdem akan segera bergabung mendeklarasikan koalisi untuk melawan petahana.
“Kemungkinan besar, Gerindra juga ada di gerbong kita, Gerindra, Nasdem, PPP dan PKB. Itu kalau tidak ada perubahan lagi yah,” kata Entol.
Rangkul “Korban PHP”
Menurut Entol, partainya memberikan dukungan kepada Pujiyanto untuk tetap maju pada Pilkada Kabupaten Pandeglang 2020.
Dukungan itu diberikan PPP, setelah Pujiyanto gagal mendapat rekomendasi dari Partai Demokrat. Demokrat lebih memilih pasangan petahana Irna Narulita dan Tanto Warsono Arban yang sebelumnya menjadi lawan politik pada Pilkada 2015.
Pujiyanto sendiri sebelumnya sudah kantongi rekomendasi DPD Demokrat Banten, namun mendadak hanya berselang dua hari DPP Demokrat memberikan rekomendasi kepada petahana.
“Ya kita mengusulkan Pujiyanto ke DPP PPP untuk maju di Pilkada Pandeglang,” ungkap Entol.
Selain Pujiyanto, DPC PPP juga mengusulkan Ketua DPC PKB Pandeglang, Thoni Mukson dan Imat. Supriadi menilai, ketiga orang tersebut bisa membawa perubahan untuk Kabupaten yang saat ini di pimpin Irna-Tanto.
“Ya kami hanya ingin perubahan untuk Kabupaten Pandeglang saja,” ujarnya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana