Peningkatan Pelayanan Kesehatan di Pandeglang Terganjal Perbup SKD yang Tak Kunjung Rampung, DPRD sampai Harus ‘Nagih-nagih’ ke Pemkab

Date:

Warga miskin yang sakit ditandu sarung dan bambu
Program peningkatan pelayanan kesehatan di Kabupaten Pandeglang terganjal Perbup SKD yang tak kunjung rampung. Foto Ilustrasi: warga miskin di Kabupaten Pandeglang, digotong menggunakan sarung dan bambu. Mereka menelusuri jalan lumpur sejauh 6 kilometer. (BantenHits.com/ Engkos Kosasih)

Pandeglang – Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Kabupaten Pandeglang, Rika Kartikasari meminta Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang segera menyelesaikan Peraturan Bupati tentang Sistem Kesehatan Daerah atau Perbup SKD.

Permintaan Rika bukan tanpa alasan. Pasalnya, Peraturan Daerah (Perda) SKD sudah lama diterbitkan. Namun, Perda tersebut belum juga dilaksanakan lantaran terganjal oleh Perbup yang tak kunjung rampung. Padahal, Perda tersebut bisa meningkatkan pelayanan kesehatan di Pandeglang.

“Sistem kesehatan daerah ini penting sekali. Jadi mengamanatkan bahwa sesuai dengan pola anggaran APBN bahwa harus diprioritaskan, kemudian untuk membentuk masyarakat yang sejahtera itu salah satunya dari kesehatan, jadi kalau diamanatkan dalam Perda, berarti kan baku seperti itu yang kita inginkan,” kata Rika, Senin, 13 Juli 2020.

Menurutnya, saat ini akselerasi anggota DPRD untuk membahas Perda sudah cepat, namun belum berbanding lurus dengan pemerintah daerah dalam membahas perbup yang diterbitkannya tersebut.

“Nanti kalau Omnibuslaw ini jadi, jadi seperti Perda pasar rakyat dengan Perda waralaba. Ini kan over laping apakah ini nanti akan disatukan atau tidak, makanya kami minta dulu matriksnya, jangan sampai Perdanya di DPRD kita bahas segencar mungkin tapi turunannya di Perbup tidak secepat yang kita mau,” ujarnya.

Masih kata Rika, salah satu faktor terhambatnya pembangunan daerah disebabkan oleh kesehatan, sehingga untuk mencegah hal tersebut agar bisa terlaksananya SKD harus ditunjang dengan Perbup secara teknis.

“Kemudian kaya sekarang kan kasusnya seperti stunting, dan itu menjadi fokus pemerintah agar tidak menghambat pembangunan,” jelasnya.

Padahal,kata Rika, Perbup SKD tersebut, bisa menjalankan salah satu Visi-Misi bupati yang berbicara soal keluarga sehat, namun dirinya mempertanyakan presentase kesehatan masyarakat yang saat ini.

“Dinkes itu kan anggarannya banyak, namun setelah di-breakdown ternyata bukan untuk kesehatan masyarakat, dan kita menuntut kepada Bupati bahwa dalam Visi-Misinya itu menuju keluarga sehat, apakah saat ini sudah di angka minimal 75 persen masyarakat sehat?” tandasnya. 

Editor: Darussalam Jagad Syahdana

 

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Respons Aduan Warga, KASN Lakukan Analisa dan Akan Minta Klarifikasi Sekda Kabupaten Tangerang

Berita Tangerang - Komisi Aparatur Sipil Negara atau KASN...

Sekda Kabupaten Tangerang Dilaporkan Warga Sukamulya ke KASN terkait Dugaan Pelanggaran Etik ASN

Berita Tangerang - Sekretaris Daerah atau Sekda Kabupaten Tangerang,...

Digugat Warga dan ‘Diminta’ Pengembang, Bagaimana Nasib 24 Aset Milik Pemkab Tangerang Sekarang?

Berita Tangerang - Sedikitnya 24 aset Pemkab Tangerang saat...

Sepanjang 3-15 April 2024, Jumlah Penumpang di Terminal Poris Plawad Mencapai 1.000 Orang Per Hari

Berita Tangerang - Sepanjang 3-15 April 2024 atau selama...