Lebak- Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kabupaten Lebak gencar melakukan skrining dengan metode rapid swab kepada pegawai di kantor pemerintahan. Tujuannya untuk menekan penyebaran Covid-19 di klaster perkantoran.
Hal itu berdampak semakin menumpuknya jumlah antrean sample swab warga Lebak di Laboratorium Kesehatan (Labkes) Kemenkes dan Banten.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Lebak, Firman Rahmatullah, mengatakan, ada hampir seribu sampel swab yang masih berada di laboratorium kesehatan (Labkes) Kemenkes dan Banten.
“Yang hasil tracking dan skrining kami di perkantoran saja jumlahnya sekitar 527 sampel, ditambah dari yang dilakukan oleh provinsi di 4 lokasi desa sekitar 400 lebih walaupun sebenarnya jumlah ini tidak tercapai target. Jadi hampir seribu sampel yang belum terperiksa,” terang Firman kepada awak media, Rabu, 16 September 2020.
Banyaknya sampel swab yang harus diuji membuat lamanya hasil swab test diterima oleh Satgas Covid-19. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak pun berencana membeli satu alat PCR agar hasil swab test bisa diketahui lebih cepat.
“Ada yang harganya sampai Rp2,3 miliar tetapi menyesuaikan dengan jumlah petugas, sementara kami beli yang 4 modul kisaran harganya Rp580 jutaan. Sebenarnya ada satu di RSUD, hanya tinggal mengganti salah satu komponen yang rusak aja,” kata Kepala Dinkes Lebak, Triyatno Supiono.
Dinkes Lebak mentargetkan, dua alat PCR tersebut sudah bisa digunakan pada pertengahan bulan ini. Triyatno menyebut, untuk mengecek satu spesimen dibutuhkan waktu sekitar 45 menit.
Editor: Fariz Abdullah