Lebak – Sejak Maret 2020, Pemerintah Indonesia meminta semua jenjang pendidikan memberlakukan sistem belajar dari rumah secara daring (online).
Kebijakan itu merupakan salah satu upaya untuk menekan laju penyebaran Covid-19 yang hingga hari ini di Indonesia tetap menyentuh angka ribuan kasus baru tiap harinya.
Namun, belajar daring ternyata memunculkan banyak masalah terutama soal keterjangkauan sinyal seluler, seperti di Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Para pelajar dan mahasiswa di wilayah ini harus kasak-kusuk agar bisa mengikuti proses belajar daring.
Eka Adi Cahya (21), warga Cijengkol, Desa Cihara, Kecamatan Cihara kepada BantenHits.com mengaku perlu perjuangan ekstra agar dapat mengikuti belajar daring.
Bersama dengan beberapa temannya, mahasiswa semester 3 STAIN NH Malingping ini perlu naik turun gunung untuk mendapatkan sinyal internet.
“Memang sinyal internet susah di sini, jadi harus ke dataran tinggi baru dapat dan lancar ikut kuliah online,” kata Eka melalui pesan WhatsApp, Jumat, 18 September 2020.
Dalam sepekan, Eka mengaku harus empat kali naik turun gunung untuk bisa mengikuti kuliah online.
“Kuliah dari Kamis sampai Minggu,” ucapnya.
Beda halnya dengan Santi (21), warga Kampung Cijengkol, Desa Cihara, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak ini memilih untuk memanfaatkan wifi kantor desa untuk mengikuti pembelajaran daring.
“Kantor desa memang menyediakan wifi, kadang kami manfaatkan juga untuk kuliah online,” katanya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana