Anggota Brimob Diduga Seret dan Pukuli Jurnalis Suara.com, Rekaman Dugaan Polisi Aniaya Peserta Aksi Dirampas

Date:

Tuntut Wahidin Halim mundur Mahasiswa diduga dipukuli aparat
Anggota Brimob diduga aniaya dan rampas rekaman milik jurnalis Suara.com. FOTO Ilustrasi: Unjuk rasa Badko HMI Jabodetabek-Banten, Kamis, 11 April 2019 berakhir ricuh. (BantenHits.com/ Mahyadi)

Jakarta – Sekelompok pria berpakaian serba hitam yang diduga anggota Brimob merampas paksa memori kamera milik jurnalis media online Suara.com, Peter Rotti, Kamis, 8 Oktober 2020.

Memori kamera yang dirampas berisi liputan aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja, di mana pada frame terakhir ada rekaman sekelompok polisi mengeroyok peserta aksi.

Dikutip BantenHits.com dari Tempo.co, Peter Rotti juga mengalami kekerasan dalam aksi yang terjadi di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat tersebut.

Pemimpin Redaksi Suara.com, Suwarjono, mengatakan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 18.00 WIB.

“Saat itu, Peter sedang merekam sejumlah aparat kepolisian yang mengeroyok seorang peserta aksi di sekitar halte Transjakarta Bank Indonesia,” kata Suwarjono lewat keterangan tertulis pada Kamis, 8 Oktober 2020.

Ketika itu Peter berdua dengan rekannya, yang juga videografer, yakni Adit Rianto S, Melihat Peter merekam perbuatan polisi menganiaya peserta aksi dari kalangan mahasiswa, tiba-tiba seorang aparat berpakaian sipil serba hitam menghampirinya.

Kemudian enam orang Polisi yang belakangan diketahui anggota Brimob juga mendatanginya. Para polisi itu meminta kamera Peter. Namun, ia menolak sambil menjelaskan bahwa dirinya jurnalis yang sedang meliput.

Suwarjono mengatakan para polisi memaksa dan merampas kamera Peter. Seorang dari polisi itu sempat meminta memori kamera. Peter menolak dan menawarkan akan menghapus video kekerasan aparat polisi terhadap seorang peserta aksi.

Para polisi bersikukuh dan merampas kamera jurnalis video Suara.com tersebut. Peter pun diseret sambil dipukul dan ditendang oleh segerombolan polisi tersebut.

Setelah merampas kamera, memori yang berisi rekaman video liputan aksi unjuk rasa mahasiswa dan pelajar di sekitar patung kuda, kawasan Monas, Jakarta itu diambil polisi. Namun, kameranya dikembalikan kepada Peter.

Suwarjono mengecam aksi penganiayaan terhadap anak buahnya, maupun jurnalis media-media lain yang mengalami aksi serupa.

“Sebab, jurnalis dalam melakukan tugas-tugas jurnalistik selalu dilindungi oleh perundang-undangan,” kata dia.

“Saya juga mendesak aparat kepolisian untuk mengusut tuntas hal ini,” sambungnya.

Belum ada keterangan resmi dari kepolisian terkait aksi dugaan kekerasan terhadap jurnalis ini. BantenHits.com masih mengupayakan konfirmasi.

Editor: Darussalam Jagad Syahdana

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Dua Parpol Pemilik Suara Besar di Banten Gelar Pertemuan Tertutup, Isyarat Koalisi Mencuat

Berita Banten - Partai Golkar dan Partai Gerindra yang...

Arahan Presiden Jokowi dalam Rakernas Kesehatan Nasional di Kabupaten Tangerang

Berita Banten - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri sekaligus...

Pemindah-tanganan Aset Karantina Hewan Pemkab Tangerang yang Kini Diduga Dikuasai Pengembang Masih Misterius

Berita Tangerang - Proses pemindah-tanganan aset milik Pemkab Tangerang...