Simak! Jenderal TNI Ini sampai Lupa Hari Gara-gara Bertempur dengan Covid-19

Date:

Koordinator RS Darurat Covid-19, Wisma Atlet, dr. Tugas Mayjen TNI Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S., M.A.R.S., M.H saat hadir di studio BNPB. Jenderal TNI menjadi narasumber talkshow bersama dua narasumber lainnya. (Foto: covid19.go.id)

Jakarta – Menjadi Koordinator RS Darurat Covid-19, Wisma Atlet, bukanlah tugas yang ringan. Di pundaknya tertambat tanggung jawab berat, menjadi salah satu ujung tombak pencegahan Covid-19 di republik ini.

Sang pengemban amanah mulai itu adalah Mayjen TNI Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S., M.A.R.S., M.H.

Dia berbagi sedikit kisah di balik rutinitasnya bertempur melawan Covid-19 seusai menghadiri talkshow di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Graha BNPB Jakarta, Senin, 12 Oktober 2020.

Jenderal bintang dua ini kebagian waktu berdialog untuk program acara “Update RS Darurat Covid-19” Wisma Atlet Kemayoran Jakarta setiap hari Senin.

Dikutip BantenHits.com dari laman covid19.go.id, dr. Tugas menceritakan sekelumit kisah pribadinya sambil berjalan keluar studio.

Dia menceritakan padatnya jadwal kegiatan dirinya dalam memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19. Sebagai orang nomor satu di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta membuat aktivitasnya mendadak super sibuk.

Seperti melakukan pengecekan sarana dan prasarana pendukung agar memastikan operasional RS Darurat Covid-19 berjalan sesuai aturan.

Saking “padat merayap”-nya kegiatan, jadwal pangkas rambut pun beberapa kali tertunda demi tugas negara memutus mata rantai Covid-19.

“Hampir setiap hari kegiatan kontrol rutin mulai dari kebutuhan obat pasien, memastikan fasilitas infrastruktur, sarana, dan prasarana di Wisma Atlet itu berjalan baik. Semua saya lakukan demi negara sampai-sampai saya lupa ini hari apa,” papar dr. Tugas sambil bergegas masuk ke mobil dinasnya.

Dalam talkshow tersebut, selain dr. Tugas, hadir juga dua narasumber lainnya. dr. Tugas merupakan lulusan Sekolah Perwira Militer Sukarela (Sepamilsuk) tahun 1989 yang saat ini mengemban amanah sebagai Kepala Pusat Kesehatan TNI. 

Perwira Tinggi Angkatan Darat ini lahir di Kebumen, Jawa Tengah, 13 September 1963. Gelar pendidikannya tidak sedikit.

Untuk S1 diraih di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada tahun 1990, S2 Kajian Administrasi Rumah Sakit Universitas Indonesia (2015), Hukum UPN Jakarta (2019), dan S3 Hukum Universitas Hasanuddin (2016).  

Semangat dr. Tugas tak pernah padam dalam mengkampanyekan hidup sehat dengan adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi Covid-19 dengan 3M: memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.

Koordinator RS Darurat Covid-19, Wisma Atlet Kemayoran Jakarta ini tiba di studio, didampingi ajudannya Letnan Dua Iswahyudi, selalu “before time”, lebih awal dari jadwal yang sudah ditentukan. Dengan seragam tentara dan masker menutupi hidung, mulut, hingga dagu, dr. Tugas menyapa hangat seluruh kru di studio.  

Tak sedikit kisah menarik yang berujung gelak tawa di balik panggung studio Media Center Satgas Covid-19 dari jenderal yang tak pernah bosan memberikan semangat pada masyarakat untuk menegakkan protokol kesehatan. Misalnya saat briefing dengan host yang meminta jenderal bintang dua ini merespons setiap pertanyaan dengan kalimat panjang.

Alasannya demi menyelamatkan durasi dan terhindar dari insiden “kehabisan nafas” di depan kamera nanti. Sambil bercanda, dr. Tugas mengatakan dirinya akan menjawab sepanjang mungkin di panggung nanti.

“Bukan saya kalau jawabannya pendek-pendek,” ujar dr. Tugas diakhiri gelak tawa.

Belum lagi dengan obrolan belakang layar dengan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Dr. Slamet Budiarto, S.H., M.H.Kes yang menjadi teman dialognya pada Senin, 5 Oktober 2020.

Saat briefing, ternyata dr. Tugas dan dr. Slamet merupakan putra daerah Kebumen, Jawa Tengah, dan lulusan SMP Negeri 1 Kebumen.

Biasanya saat berfoto dan ngobrol singkat sebelum meninggalkan studio Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB Jakarta menjadi ritual melepas ketegangan usai siaran live streaming selama setengah jam. Berbagai gaya, terutama pose andalan “Salam Tangguh” dengan mengepalkan jari tangan di dada, seakan menjadi prosedur tetap bagi narasumber sebelum melangkah keluar pintu studio.(Advertorial)

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related