Tangerang – Sejumlah perusahaan di wilayah Kabupaten Tangerang rupanya masih belum bisa survive menghadapi pandemi Covid-19. Sebab, berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) setempat, tercata ada total 23 pabrik yang terpaksa gulung tikar dan menutup kegiatan operasionalnya hingga akhir Oktober 2020.
Jika dikalkulasikan, jumlah perusahaan di Kabupaten Tangerang yang bangkrut ini mengalami kenaikan pada saat awal-awal pandemi mengguncang sektor ekonomi dunia tersebut. Saat itu, jumlah pabrik yang tutup di Kabupaten Tangerang baru tercatat mencapai 13 perusahaan hingga Juli 2020.
“Iya betul, total ada 23 perusaahan yang tutup. Mereka rata-rata tidak bisa bertahan karena pandemi,” kata Kepala Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI) Disnaker Kabupaten Tangerang Hendar kepada Bantenhits.com, Senin 2 November 2020.
Hendra juga menyatakan, Disnaker mendapat data ada 29 ribu buruh di Kabupaten Tangerang yang harus menerima pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga akhir Oktober 2020. Selain terkena imbas dari perusahaannya yang gulung tikar, mereka juga terpaksa dirumahnya akibat adanya kebijakan perampingan pekerja dari sejumlah perusahaan.
“Data yang sudah masuk sudah segitu. Mayoritas sudah diselesaikan melalui jalur bipartit antara serikat pekerja dengan pihak perusahaan, tapi ada juga yang lanjut ke pengadilan industrial, itu lmayan banyak jumlahnya,” ujarnya.
Sementara jika diakumulasikan seluruhnya, kata Hendra, sejak awal pandemi hingga saat ini sudah ada 37 buruh yang terkena imbas PHK dari perusahaan tempat mereka bekerja. Ia pun berharap pemerintah bisa memberikan opsi agar para buruh tetap memiliki penghasilan setelah kehilangan pekerjaannya.
“Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada buruh, sehingga perlu perhatian khusus agar mereka tetap memiliki penghasilan setelah kehilangan pekerjaan,” tuturnya.
Editor: Fariz Abdullah
