Strategi Kementerian Pertanian Hadapi Pandemi Covid-19, Ancaman Kekeringan dan El Nina

Date:

Menteri Pertanian Indonesia, Sahrul Yasin Limpo mengatakan, stok pangan Indonesia mencukupi selama Pandemi Covid-19. Bahkan jajarannya juga sudah antisipasi terjadinya kekurangan pangan akibat kekeringan dan El Nina. (Tangkap layar YouTube BNPB Indonesia)

Jakarta – Stok pangan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia selama Pandemi Covid-19 melanda sepanjang Maret – Oktober 2020, bisa tercukupi dengan baik.

Tak hanya memenuhi kebutuhan pangan untuk 2020, Kementerian Pertanian juga telah menyiapkan stok pangan untuk kebutuhan 2021.

Demikian disampaikan Menteri Pertanian, Sahrul Yasin Limpo saat menghadiri Talk Show di Graha BNPB, Senin, 9 November 2020.

Menurut Sahrul Yasin, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan seluruh jajaran untuk memaksimalkan penanganan Covid-19 dan penanganan ekonomi.

“Dari dua pendekatan ini, semua menteri di bawah koordinasi Menko Perekonomian, melakukan koordinasi yang sangat ketat untuk melakukan kerja keras di lapangan,” jelasnya.

Selama Pandemi Covid-19 melanda, lanjutnya, 11 bahan pokok dasar rakyat Indonesia seperti beras, jagung, bawang, cabai dan daging dipastikan aman.

Bahkan, sepanjang 2020 ini sektor pertanian telah berhasil memproduksi 31 juta ton beras pada musim tanam satu pada 2020. Tak hanya itu, Kementerian Pertanian juga pada Oktober 2020 ini telah menyiapkan pangan cadangan untuk 2021 yang diprediksi akan menghasilan 17 ton pada Maret 2021.

“Artinya, untuk kebutuhan makan (rakyat) kami sudah mempersiapkan itu. Di sisi lain (untuk kebutuhan) 2021 kami sudah mempersiapkan. Oktober ini sudah tanam dan akan ada 17 juta ton,” terangnya.

Tak hanya mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri, nilai ekspor komoditi pertanian selama Januari – Agustus 2020 mencapai Rp 251 triliun. Hingga saat ini, permintaan ekspor bahan-bahan pertanian juga terus meningkat.

Untuk menggenjot produktivitas, Kementerian Pertanian saat ini tidak hanya fokus terhadap lahan yang tersedia, tetapi mulai menggarap wilayah yang telah diplotting sebagai food estate.

“Sekarang ini penanganan kami adalah berharap langkah kesiapan, tidak hanya lahan eksisting yang tersedia. Bapak Presiden meminta kami masuk untuk mengelola food estate yang ada di Kalimantan Tengah, kemudian Sumatera Utara dan daerah lainnya,” bebernya.

Sahrul Yasin menambahkan, kemampuan Indonesia mengelola komoditi pertanian untuk mempersiapkan ketahanan pangan bahkan diapresiasi organisasi pangan dan pertanian internasional FAO (Food and Agriculture Organization) .

“Ada kerjasama yang kuat di bawah FAO. Ketahanan pangan masing-masing negara harus kuat, karena after Covid-19 ada ancaman kekeringan dan ancaman kekurangan pangan dunia,” tambahnya.

“FAO mengapresiasi apa yang ada di Indonesia. Indonesia berada di track yang benar untuk mempersiapkan ketahanan pangan,” sambungnya.

Sejauh ini, ucap Sahrul, Indonesia juga telah menyiapkan langkah antisipatif menghadapi ancaman after Covid-19, seperti kekeringan dan El Nina dengan mempercepat musim tanam. (Advertorial)

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related