Serang – Sebanyak 150 pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) sigilir Kejaksaan Tinggi atau Kejati Banten untuk memberikan keterangan terkait dana Hibah Bantuan Ponpes Tahun 2020.
Diketahui sebelumnya Kejati Banten sudah menetapkan satu orang tersangka yakni ES (36) dalam kasus dugaan korupsi dana hibah bantuan untuk pondok pesantren tahun 2020 senilai Rp 117 miliar.
“Hibah masih berjalan sekarang tim kami masih lakukan klarifikasi konfirmasi ulang penerima hibah, sudah ada 150 pesantren yang kami panggil itu tersebar di Banten,” ujar Kepala Kejati Banten Asep Nana Mulyana kepada awak media di Kejati Banten, Kamis 22 April 2021.
Ia menjelaskan, ada sekitar 4 ribu lebih pondok pesantren atau ponpes yang akan dipanggil untuk memberikan keterangan terkait dana hibah.
“Kami harus hati-hati betul pengumpulan alat bukti yang ada, masih banyak para santri bergiliran kita kerja secepat mungkin, tapi tidak mengabaikan prokes juga,” jelasnya.
Nana mengaku, bahwa kemungkinan ada oknum di ASN yang turut ikut ambil dalam pemotongan dana hibah bantuan ponpes tahun 2020.
“Kemungkinan nanti tentu hasil penyelidikan kami tidak mau berandai-andai tidak mau menduga-duga kami berdasarkan alat bukti” tegasnya.
Modus ES melakukan kasus dugaan tindak pidana korupsi, dengan cara melakukan pemotongan dana hibah sehingga bantuan yang di terima oleh pondok pesantren tidak sesuai.
“Modusnya dana hibah ada pemotongan di lapangan sesuai dengan seharusnya di dapatkan oleh pihak yang menerima tadi. Belum lagi kami juga dapat informasi dan data proses verifikasi yang tidak sempurna,” paparnya.
“Semua kami dengar siapapun yang memberikan masukan dan saran untuk kepentingan penyelidikan pasti kami dengar,” tungkasnya.
Editor : Engkos Kosasih
