Cilegon- Potret kemiskinan di Kota Cilegon merebak ke publik. Bagaimana tidak, wilayah yang dijuluki Kota Industri ini belum berhasil mensejahterakan seluruh masyarakatnya.
Seperti halnya Keluarga Gita Bahari (61) dan Rosdiah (36). Pasangan Suami-istri asal Lingkungan Jombang Kali, Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon itu harus mengemis agar bisa menyekolahkan sang anak yakni Suci Ajeng Pamulia (15) agar bisa sekolah di SMK.
Mereka biasa meminta-minta belas kasih para pengendara yang meilntas di persimpangan lampu merah Alun-Alum Cilegon tepatnya di Jalan Industri, Kelurahan Ramanuju Kecamatan Purwakarta Kota Cilegon.
Pantauan Bantenhits.com sejak pagi hingga sore hari Rosidah terus mengenakan poster yang digantung di dada dengan bertuliskan “Mohon Bantuan seikhlasnya untuk biaya anak daftar sekolah SMK,” keluarga miskin tersebut berharap belas kasihan uang receh dari warga yang melintas.
Saat dikonfirmasi awak media Gita Bahari mengungkapkan pasca Pandemi Covid-19 melanda pendapatan yang di dapat dari hasil bekerja sebagai tukang jasa kunci duplikat mengalami penurunan yang sangat drastis.
“Anak saya ini mau sekolah SMK, tapi tidak ada biaya. Biayanya sekolah juga lumayan besar,” ungkapnya.
Akibat keterpurukan tersebut Gita membeberkan sempat mendaftarkan sekolah anaknya di salah satu daerah di Jawa. Hal itu ia lakukan mengingat ada sudaranya yang tinggal disana namun niatan itu sirna karena sodaranya mengalami kondisi yang serupa. Hingga saat ini ia hanya berharap bila ada bantuan dari pemerintah bisa sekolah di Cilegon.
“Saya diminta suruh daftarin dulu sekolah di Jawa, tapi biayanya saya belum tahu. Kalau saya sih pengennya sekolah anak saya ini di Cilegon saja,”bebernya.
Sementara di tempat yang sama Suci Ajeng Pamulia mengatakan dirinya sangat ingin bersekolah. Dia bercita-cita menjadi pengacara dan kelak jika sukses ingin membantu masyarakat kecil.
“Saya sedih sebenarnya melihat bapak dan ibu sampai turun ke jalan begini. Tapi mau bagaimana lagi,” ucapnya dengan nada lirih.
Editor: Fariz Abdullah