Tangerang – Gerhana Bulan Total atau GBT yang biasa dikenal juga dengan sebutan Super Blood Moon akan terjadi Rabu malam, 26 Mei 2021 sekitar pukul 18.46 WIB atau 19.46 WITA dan 20.46 WIT.
Gerhana dalam agama Islam disebut Kusuf atau Khusuf. Dalam Buku Fiqih Muyyasar, Kusuf dan Khusuf memiliki makna yang sama, yakni terhalangnya cahaya salah satu dari dua benda yang bersinar–bulan dan matahari–dengan sebab yang tak biasa.
Allah mengadakan gerhana dalam rangka memberikan rasa takut kepada hamba-hambaNya agar mereka kembali kepadaNya.
Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits dengan derajat muttafaq’alaih yang diriwayatkan Al Bukhari No 1048 dan Muslim No 911:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ..
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian atau kehidupan seseorang, akan tetapi dengan keduanya Allah memberikan rasa takut kepada hamba-hambaNya”.
Lalu kapan waktu dilakukannya? Salat Gerhana dilakukan sejak terjadinya gerhana sampai gerhana tersebut berlalu. Hal ini berdasarkan pada sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits yang diriwayatkan Muslim No 915 yang artinya, “… Bila kalian melihat sesuatu dari gerhana itu, maka shalatlah sampai ia (matahari dan bulan) terlihat… “.
Salat gerhana terdiri dari dua rakaat, namun ada perbedaan dari salat umumnya, yakni ketika bangkit dari ruku dalam setiap rakaatnya.
Berikut tata cara Salat Gerhana yang dijelaskan dalam Fiqih Muyassar dan sumber sahih lainnya:
1. Salat gerhana dilakukan dua rakaat dengan bacaan Al-fatihah dan surat setelahnya dibaca jahr atau keras untuk imam
2. Salat gerhana matahari dilakukan di siang hari dan gerhana bulan dilakukan malam hari
3. Berniat cukup dalam hati
4. Takbirotul ihram
5. Membaca doa istiftah
6. Membaca al-fatihah dan surat alquran yang panjang
7. Rukuk yang panjang
8. Bangkit dari ruku dengan membaca tasmi’ (sami’allahu liman hamidah) dan bertahmid dan tidak sujud melainkan membaca al-fatihah dan membaca surat panjang namun sedikit lebih pendek dari sebelumnya.
9. Rukuk
10. Bangkit dari rukuk
11. Sujud dua kali dengan sujud yang panjang
12. Kemudian melanjutkan rakaat kedua dengan melakukan hal yang sama seperti rakaat pertama.
Selain dianjurkan untuk Salat Gerhana, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar umat Islam berdoa, bertakbir, dan bersedekah. Hal ini seperti diriwayatkan dalam hadits Imam Bukhori No 1044:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
“… Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana disebabkan kematian seseorang dan tidak pula kehidupannya. Lalu bila kalian melihat gerhana tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, shalat dan bersedekahlah.. “.
Jika shalat sudah selesai sebelum gerhana tersingkap, maka Salat Gerhana tidak perlu diulang, akan tetapi cukup dengan berdzikir dan memperbanyak doa.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana