Pandeglang – Aksi warga menandu pasien dengan menggunakan sarung dan pohon bambu, kembali terjadi di Desa Sindangresmi, Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Adalah Asmi (70) pasien penderita penyakit maag dan darah tinggi itu, terpaksa harus ditandu menuju Puskesmas Sindangresmi, lantaran tidak adanya akses jalan di wilayah tersebut yang bisa dilalui kendaraan roda empat maupun roda dua.
“Dari rumahnya (pasien) tadinya dibawa menggunakan kendaraan roda dua. Namun karena jalannya sulit dilalui, akhirnya kami bersama warga yang lain menandu pasien yang hendak berobat ke Puskesmas,” ungkap warga, Muhtadin, Kamis 27 Mei 2021.
Penyakit yang diderita Asmi sudah berlangsung selama tiga tahun. Selama ini wanita tua itu hanya menjalani perawatan di rumah dengan mengandalkan obat-obatan tradisional.
“Sebelummya penyakit ibu Amsi ini hanya diobati dengan daun mengkudu. Maka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari Puskesmas, kami bantu pasien dibawa ke Puskesmas dengan cara ditandu,” katanya.
Dia berharap, pemerintah Kabupaten Pandeglang, segera mencarikan solusi supaya masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Sindangresmi tidak ditandu lagi. Artinya, pemerintah harus segera membangun akses jalan di wilayhnya.
“Kami minta agar jalan di wilayah kami segera dibangun, supaya masyarakat tidak kewalahan ketika ingin mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Menandu pasien ini kami lakukan karena tidak layaknya akses jalan,” harapnya.
Beberapa pekan lalu, warga Sindangresmi juga menandu seorang ibu hamil menuju Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan persalinan. Adalah Enah warga Kampung Kadugedong, Desa Sindangresmi, Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang.
Wanita berusia 30 tahun yang hendak melahirkan itu ditandu warga menyusuri jalan setapak sepanjang 4 kilometer menuju Puskesmas Sindagresmi untuk mendapatkan penanganan medis.
Dalam perjalanan, Enah sempat terjatuh dari tandu hingga menyebabkan bayi kembar di dalam kandunganya meningal dunia.
Sebelumnya, Jumat, 15 April 2021, sekitar pukul 16.00 WIB, seorang ibu hamil yang hendak melahirkan terpaksa ditandu warga menggunakan sarung dan bambu menuju Puskesmas Pembantu (Pustu) di Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis.
Ibu hamil itu adalah Anis, warga Desa Karangbolong. Warga terpaksa menandu Anis karena akses jalan dari rumah Anis sampai ke Pustu sulit dilalui kendaraan roda empat. Sedangkan jarak dari rumah Anis sampai ke Pustu mencapai 3 kilometer.
Kisah perjuangan Anis agar bisa melahirkan di Fasilitas Kesehatan (Faskes) ini diabadikan di media sosial oleh pemilik akun Faceebook, Marinah, yang merupakan tetangga Anis.
Editor : Engkos Kosasih