Ini Sosok Kadis yang Arahannya Bikin 20 Pejabat Dinkes Banten Terintimidasi lalu Kompak Mengundurkan Diri

Date:

Kepala Kejati Banten Asep Nana Mulyana saat menjelaskan soal pemeriksaan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Banten, Ati Pramudji Hastuti terkait korupsi pengadaan masker. (BantenHits.com/ Mahyadi)

Tangerang – Kepala Dinas Kesehatan atau Dinkes Banten, Ati Pramudji Hastuti, disebut selama memimpin Dinkes Banten arahannya membuat bawahan tertekan dan terintimidasi.

Hal tersebut terungkap setelah 20 pejabat eselon III dan IV Dinkes Banten mendadak mengundurkan diri, Senin, 31 Maret 2021.

Dalam surat pengunduran diri yang ditandatangani di atas materai, para pejabat mengungkapkan, selama ini mereka telah bekerja secara maksimal dalam melaksanakan tugas sesuai arahan kepala Dinkes yang dilakukan dengan penuh tekanan dan intimidasi.

Menurut mereka, kondisi tersebut membuat mereka bekerja dengan tidak nyaman dan penuh ketakutan.

Pernyataan para pejabat Dinkes Banten yang mengaku bekerja dalam tekanan dan intimidasi belum ditanggapi Kepala Dinas Kesehatan Banten, Ati Pramudji Hastuti.

BantenHits.com masih terus mengupayakan konfirmasi Ati terkait tuduhan menekan dan intimidatif itu. Pesan WhatsApp BantenHits.com sejak Selasa, 1 Juni 2021 tak direspons Ati.

Kekinian, Dinkes Banten tengah menjadi sorotan utama publik menyusul terkuaknya dugaan korupsi pengadaan masker untuk tenaga kesehatan di Banten senilai Rp 3,3 miliar.

Kasus ini membuat berang khalayak karena dilakukan saat seluruh komponen bangsa tengah bahu membahu menangani COVID-19. Kelakuan bejat para garong duit rakyat di Banten ini sedang ditangani Kejati Banten dan telah ditetapkan tiga tersangka.

Open Bidding

Menarik untuk diulas ulang, sosok Ati mulai menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten sejak Jumat, 27 September 2019.

Saat itu, Ati bersama tiga pejabat pimpinan tinggi pratama di Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten resmi dilantik Gubernur Banten, Wahidin Halim yang populer disapa WH.

Tiga dari empat pejabat tinggi yang dilantik WH merupakan hasil seleksi terbuka alias open bidding, yakni di antaranya Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten, Rina Dewiyanti dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti.

Nama terakhir, sebelumnya merupakan pejabat di Kota Tangerang, kota asal WH. Di kota ini juga WH pernah dua periode menjadi Wali Kota Tangerang, periode 2003-2008 dan 2008-2013.

Timbul Tenggelam di Kota Tangerang

Berdasarkan penelusuran BantenHits.com, sebelum dilantik WH jadi Kepala Dinkes Banten pada 27 September 2019, Ati menjabat sebagai Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Tangerang.

Sebelum menjabat Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Tangerang, Ati pernah menjabat posisi strategis di Kota Tangerang, yakni sebagai Direktur Utama RSUD Kota Tangerang yang merupakan pencapaian klimaks Ati dalam berkarir di Kota Tangerang.

Jabatan sebagai Direktur Utama RSUD Kota Tangerang tak lepas dari sentuhan kebijakan WH sebagai Wali Kota Tangerang saat itu. Ati yang saat itu menjabat salah satu Kabid di Dinkes Kota Tangerang diangkat WH menjadi Dirut RSUD Kota Tangerang pada Rabu, 29 Mei 2013.

Saat itu WH memastikan, alasan pelantikan karena kebutuhan yang sudah sangat mendesak. Pemkot Tangerang juga benar-benar selektif dalam melakukan proses perekrutan pegawai RSU yang akan melayani masyarakat Kota Tangerang secara gratis.

Sayang, jabatan Direktur RSUD Kota Tangerang harus dilepas Ati setelah Wali Kota Tangerang menunjuk Wibisono sebagai pengganti Ati sekitar 2015.

Sejak saat itu, karier Ati seperti redup karena jabatan yang diembannya tak lagi strategis untuk membangun hubungan dengan media. Sementara, kekuasaan WH yang ‘mengorbitkannya’ telah habis di Kota Tangerang.

Namun, 2019 seperti menjadi titik balik Ati lagi dalam pencapaian karier. Dia mengikuti open bidding dan lolos sebagai Kepala Dinkes di Provinsi Banten yang dipimpin oleh WH, sang mantan wali kota.

Bungkam Usai ‘Digarap’ Kejati

Terkait kasus pengadaan masker Kejati Banten telah resmi menetapkan tiga tersangka yakni dua pihak swasta, WF dan AS, serta pejabat Dinkes Banten, LS.

Kepala Kejati Banten Asep Nana Mulyana mengatakan, dalam kasus ini pihaknya sudah memintai keterangan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti pada Kamis, 27 Mei 2021.

“Iya betul. Tadi Kadinkes (Banten) juga dimintai keterangan oleh tim penyidik, kami akan simpulkan, dan akan kami dalami lagi. Sekaligus nanti untuk melengkapi alat-alat bukti,” jelasnya kepada awak media di Kejati Banten, Kamis 27 Mei 2021.

Pantauan Wartawan BantenHits.com, Mahyadi, Ati Pramudji Hastuti terlihat keluar dari ruang pemeriksaan Kejati Banten sekira pukul 18.40 WIB, dan langsung bergegas ke mobil dinasnya.

Dalam perjalanan menuju mobil tersebut Ati bungkam tidak memberikan tanggapan sepatah kata pun kepada awak media yang mencoba untuk melakukan wawancara.

Diketahui sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti, mendatangi Kejati Banten sekira pukul 16.00 WIB, kemudian langsung menjalani rangkaian pemeriksaan untuk dimintai keterangan.

Editor: Darussalam Jagad Syahdana

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Arahan Presiden Jokowi dalam Rakernas Kesehatan Nasional di Kabupaten Tangerang

Berita Banten - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri sekaligus...

Imbauan KASN untuk Tim Sukses Sekda Kabupaten Tangerang Moch Maesyal Rasyid

Berita Tangerang - Komisi Aparatur Sipil Negara atau KASN...