Pandeglang – Makam Ujang Rahmat, tokoh masyarakat di Kampung Koranji, Desa Tegalwangi, Kecamatan Menes, dibongkar dan dan dipindahkan pihak keluarga.
Penyebabnya karena pemilik lahan inisial S merasa teringgung lantaran menantu almarhum berbeda pilihan politik pada Pilkades serentak tahun 2021 di Pandeglang.
Menantu almarhum Ade Sadeli mengungkapkan, pada saat acara babacakan atau makan bersama, pemilik lahan menyinggung pilihan politiknya di Pilkades dan mengungkit-ungkit jasa yang diberikan S pada keluarganya.
Hal ini membuat keluarga almarhum tersinggung, sehingga melakukan musyawarah dan terpaksa melakukan pembongkaran makam tersebut.
“Sehabis babacakan dari Kampung Parompong, saya kena tegur tokoh masyarakat yang juga pemilik lahan tempat mertua saya dikubur. Teguran itu menyingung pilihan politik,” katanya melalui sambungan telpon, Minggu 4 Juli 2021.
Jenazah yang sudah dimakamkan hampir 3 tahun itu digali pihak keluarga dan masyarakat untuk dipindahkan ke tempat pemakaman umum yang terletak di Kampung Kacapi Amis, Desa Tegal Wangi pada Sabtu, 3 Juli 2021.
Isak tangis keluarga pecah, saat proses pembongkaran. Meski sudah 3 tahun dimakamkan, jasad dan kain kafan almarhum yang masih utuh.
Kerabat almarhum, Sanan membenarkan kalau aksi pembongkaran kuburan diduga akibat berbeda dukungan dalam Pilkades di Desa nya.
“Informasinya keluarga almarhum sehabis babacakan ditegur oleh pemilik lahan. Katanya memgungkit – ungkit masalah jasa hingga penguburan almarhum. Dugaannya karena beda pilihan dalam Pilkades,” katanya.
Dia menyebut pembongkaran itu berdasar keinginan dari pihak keluarga, karena pihak keluarga merasa tersinggung dari teguran pemilih lahan yang dijadikan tempat pemakaman almarhum.
“Tidak ada bujukan dari siapapun pembongakaran kuburan itu hanya inisiatif dari pihak keluarga almarhum,” tutupnya.
Editor : Engkos Kosasih
