Tangerang- Akibat tingkat keterisian atau Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit di Kabupaten Tangerang semakin penuh, banyak para warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 terpaksa harus melakukan isolasi mandiri.
Akan tetapi, mereka yang melakukan isolasi mandiri terpaksa harus merawat diri seadanya tanpa peralatan medis seperti tabung oksigen serta kelangkaan beberapa jenis obat dalam beberapa hari terakhir.
Sekretaris Komisi II DPRD Kabupaten Tangerang Deden Umardani mengatakan, pemerintah Kabupaten Tangerang harus segera mengambil langkah untuk menjamin kepastian ketersedian obat-obatan dan oksigen bagi pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri.
“Jangan biarkan masyarakat berjuang sendiri jangan sampai mereka menyerah dan meninggal dunia karena ketidaktersediaan obat-obatan dan tabung oksigen. Pemkab Tangerang harus segera mengambil langkah-langkah,” Kata Deden kepada BantenHits.com, Minggu 4 Juli 2021.
Politisi muda yang juga aktif dalam Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tangerang ini juga meminta Pemkab Tangerang menindak tegas apabila ditemukan upaya penimbunan atau menaikan harga obat-obatan.
“Lakukan tindakan tegas kepada para pelaku penimbunan dan pelaku cari untung dengan menaikan harga setinggi-tingginya dan harus bbenar-benar tegas,” Pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, membludaknya pasien COVID-19 membuat tingkat keterisian atau Bed Occupancy Rate (BOR) baik di rumah sakit maupun di rumah singgah Kabupaten Tangerang semakin penuh.
Kondisi ini memaksa para warga yang terkonfirmasi positif Corona harus melakukan isolasi mandiri di rumah. Namun akhirnya banyak warga yang meninggal dunia saat melakukan isolasi mandiri.
Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tangerang, Soma Atmaja mengatakan, dalam dua minggu terakhir pihaknya sudah mengevakuasi sekitar 30 jenazah korban COVID-19 yang meninggal dunia saat isolasi mandiri.
Editor: Fariz Abdullah