Tangerang – Komplotan bersenjata tajam seperti pedang dan celurit berkeliaran dini hari di Jalan Benteng Betawi, yang merupakan jalan utama Kota Tangerang, Minggu dini hari, 1 Agustus 2021.
Mereka menyerang warga yang tengah berada di depan tempat usahanya, kemudian merampas barang milik warga tersebut.
Dikutip BantenHits.com dari Kompas.com, korban penyerangan dan perampasan kelompok bersenjata tajam itu Anggi Nugraha.
Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 02.29 WIB, saat rukonya tutup. Saat itu Anggi mengaku masih berada di lokasi tersebut bersama dengan seorang karyawannya.
“Kondisi ruko sudah tutup, saya cuma lagi main HP di depan dan di dalam ada karyawan saya,” papar Anggi dalam rekaman suara, Senin, 2 Agustus 2021.
Menurutnya, sekitar pukul 02.25 WIB, ada sekitar tujuh pemuda yang mengendarai tiga motor ke sebuah gang buntu di dekat ruko miliknya.
Anggi sempat mengira tujuh orang itu merupakan tamu salah satu warga di gang tersebut.
“Yang saya lihat mereka masuk ke dalam gang buntu, saya kira tamunya Pak Haji,” ucap Anggi.
Akan tetapi, tak berselang lama, ketujuh pemuda itu langsung keluar dari gang dan menuju ke arah Anggi.
Dari tujuh pemuda, dua di antaranya tiba-tiba mengalungkan celurit ke leher Anggi dan satu orang menodongkan sebilah pedang. Mereka memaksa korban untuk menyerahkan ponsel miliknya.
Anggi sempat menolak. Namun, dia justru beberapa kali hendak disabet dengan celurit.
Karena di lokasi itu sepi, tak ada satu pun warga yang mengetahui peristiwa ini. Anggi akhirnya terpaksa menyerahkan ponsel miliknya.
“Mereka langsung melarikan diri setelah mendapat HP saya,” katanya.
Anggi mengatakan bahwa punggungnya terkena sabetan celurit sebanyak satu kali.
Karena hendak fokus untuk pengobatan, Anggi mengaku belum melaporkan kejadian perampasan dan kekerasan itu ke polisi.
“Rencananya besok saya baru mau lapor. Kalau kata warga sini, memang di lokasi ini sering terjadi tawuran dan balap liar,” urainya.
Anggi menambahkan, dia baru menempati ruko yang disewa itu selama satu bulan. Dia sebelumnya menyewa ruko di daerah Cengkareng, Jakarta Barat.
Editor: Fariz Abdullah